Konten dari Pengguna

Cuplikan Adegan Naskah Panji Semirang untuk Teater

21 Oktober 2021 14:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi uplikan adegan naskah Panji Semirang, sumber gambar: https://www.unsplash.com/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi uplikan adegan naskah Panji Semirang, sumber gambar: https://www.unsplash.com/
ADVERTISEMENT
Cuplikan adegan naskah Panji Semirang merupakan suatu naskah yang banyak digunakan untuk pementasan teater. Cuplikan naskah tersebut sangat menarik karena berisi percakapan antara Panji Semirang dengan Panji Inu Kertapati.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Pelajaran Seni Budaya SMA Kelas X (2007), teater merupakan karya seni yang dapat memberikan rasa senang bagi para penikmatnya. Selain itu, kesenian ini juga dapat memberikan sumbangsih untuk keluhuran jiwa bagi masyarakat.
Cerita Panji Semirang termasuk salah satu karya seni teater tradisional. Naskah ini banyak ditampilkan untuk acara-acara kebudayaan sekaligus untuk pendidikan bagi peserta didik melalui pelajaran Bahasa Indonesia atau Bahasa Daerah.

Cuplikan Adegan Naskah Panji Semirang untuk Teater

Ilustrasi uplikan adegan naskah Panji Semirang, sumber gambar: https://www.freepik.com/
Berikut adalah cuplikan adegan naskah Panji Semirang yang dapat digunakan untuk memainkan teater:
Panji Inu Kertapati dan seluruh pasukan dari Kerajaan Kuripan di persilakan memasuki gapura yang terbuat dari kayu. Setelah melewati gapura, Panji dan anak buahnya dibawa ke sebuah ruangan yang luas. Rombongan dari Kerajaan Kuripan dijamu dengan aneka makanan, buah-buahan, dan minum. Mereka pun makan bersama.
ADVERTISEMENT
Panji Semirang : “Dengan cara begini, aku ingin membuktikan pada kalian semua bahwa aku dan anak buahku bukanlah gerombolan perampok.”
Panji Inu Kertapati : “Kami mempercayainya. Kalian ternyata yang baik. Terima kasih atas jamuannya. Ngomong- ngomong apa nama kerajaan ini.”
Panji Semirang : “Kerajaan Asamarantaka.”
Panji Inu Kertapati : “Apa makna dari nama itu?”
Panji Semirang : “Asamarantaka artinya Asmara yang berapi-api. Orang yang asmaranya terlalu berapi-api bisa dibakar rasa isi dan dengki.”
Panji Inu Kertapati : “Apa maksud dengan kata api asmara, rasa iri dengki, dan asmara berapi-api itu?”
Panji Semirang : “Sebelum kulanjutkan, apakah Raden ingat tentang perasaan Ajeng Asih kepada Raden?”
Panji Inu Kertapati : “O, itu? Menurutku, itu wajar. Dia kan saudara iparku, jadi wajar jika dia cinta padaku hanya sebagai saudara.”
ADVERTISEMENT
Panji Semirang : “Sebenarnya wajar, tetapi Raden harus ingat. ‘Api asmara membuatnya tega. Api asmara membuat seseorang menjadi jahat luar biasa.’
Panji Inu Kertapati : “Aku pernah mendengar syair semacam itu, tetapi ”Siapa yang mengucapkannya ya?”
Panji Semirang : “Wajar kalau Raden lupa. Banyak orang yang mengucapkan kata-kata itu.
Panji Inu Kertapati : “Ya kamu benar. Dari mana kamu tahu Ajeng Asih cinta padaku?”
Panji Semirang : “Raden, aku ini Raja. Aku mempunyai kenalan di mana-mana, termasuk Ajeng Asih.” Panji Inu Kertapati : “Kamu kenal Candra Kirana juga?”
Panji Semirang : “Aku sangat tahu Candra Kirana. Dia itu cantik jelita.”
Itulah cuplikan adegan naskah Panji Semirang yang dapat digunakan untuk bermain karya seni teater. Tentunya, naskah di atas cukup menghibur dan dapat dijadikan sebagai rujukan untuk mengetahui nilai-nilai sejarah yang terkandung di dalamnya.
ADVERTISEMENT
(DLA)