Konten dari Pengguna

Fakta tentang Mamanda, Teater Tradisional asal Kalimantan Selatan

26 Agustus 2021 13:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi kesenian mamanda, sumber gambar: https://www.unsplash.com/
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi kesenian mamanda, sumber gambar: https://www.unsplash.com/
ADVERTISEMENT
Mamanda adalah seni teater tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan. Bisa dibilang, Mamanda memiliki kemiripan dengan Lenong jika dilihat dari segi hubungan interaksi yang antara pemain dan penonton. Interaksi tersebut membuat penonton lebih aktif untuk menyampaikan komentar-komentar lucu yang dinilai mampu membangkitkan suasana di area pentas.
ADVERTISEMENT
Kesenian Mamanda mampu menciptakan interaksi yang hangat antara pemain dengan penonton. Sebab, di tengah pementasan, sesekali para tokoh akan memancing para penonton agar menciptakan komentar lucu atau tawa yang mencairkan suasana. Maka tidak heran jika Mamanda dinilai mirip seperti Lenong Betawi.

Fakta tentang Mamanda

Dikutip dari buku Mengenal Kesenian Nasional 9: Mamanda (Kalimantan Selatan) oleh Kusnanto (2020), mamanda adalah teater tradisional yang umumnya ditampilkan di malam hari selepas isya dan diselenggarakan untuk memperingati hari-hari besar, perkawinan, dan berbagai acara hajat lainnya. Pertunjukan ini dapat diselenggarakan di mana saja, asalkan ada panggung untuk pementasa dan tempat duduk bagi penonton.
Fakta sejarah mengatakan bahwa mamanda termasuk kesenian Badamuluk yang diusung oleh rombongan Abdoel Moeloek di tahun 1897. Hal ini dimulai dari kedatangan rombongan bangsawan yang dipimpin oleh Encik Ibrahim dan Cik Hawa di Tanah Banjar, kesenian ini sangat disambut hangat oleh masyarakat setempat. Usai beradaptasi, kesenian rakyat ini melahirkan sebuah teater yang disebut sebagai “Mamanda”.
ADVERTISEMENT
Jenis Aliran Mamanda
ilustrasi kesenian mamanda, sumber gambar: https://www.unsplash.com/
Mamanda memiliki dua jenis aliran, yakni aliran Batang Banyu dan aliran Tubau. Aliran Batang Banyu terdapat di pesisir sungai daerah Margasari, sedangkan aliran Tubau terdapat di daerah Tubau, Rantau.
Perbedaan kedua jenis aliran ini terletak pada inovasi pertunjukan, yang mana Mamanda Tubau lebih mengikuti kemajuan masa kini. Meskipun demikian, jenis aliran ini tetap menjaga setting kerajaan yang menjadi ciri khas dari kesenian teater tersebut.
Mamanda Batang Banyu lebih sering mementaskan cerita seperti hikayat Marakarna, hikayat Si Miskin, dan hikayat Cindera Hasan. Adapun Mamanda Tubau lebih sering mementaskan cerita yang bebas yang berasal dari karya sutradara.
Selain jenis cerita,lagu dan musik pengiring pun juga tidak sama. Dalam Mamanda Batang Banyu lebih sering menggunakan lagu daerah, sedangkan pada Mamanda Tubau menggunakan lagu modern.
ADVERTISEMENT
Meskipun memiliki sejumlah perbedaan, pentas seni asal Kalimantan Selatan ini masih mempertahankan busana kerajaan yang menjadi ciri khas mamanda.(DLA)