Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Gejala Corona Happy Hypoxia Bisa Menyerang Mendadak, Waspadai Gejalanya!
17 November 2020 8:30 WIB
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Happy hypoxia adalah penurunan kadar oksigen dalam darah. Kondisi tersebut membuat seseorang mengalami masalah dalam pernapasan berupa sesak napas atau dispnea. Dilansir dari Science Daily, satu studi terbaru menyatakan, pengidap COVID-19 yang mengalami happy hypoxia masih bisa beraktivitas tanpa masalah dan tidak mengalami sesak napas.
Waspadai 4 Gejala Corona Happy Hypoxia yang Terjadi Pada Pasien COVID-19
Meskipun gejala COVID-19 happy hypoxia berbahaya karena tidak menunjukkan gejala sesak napas , ada beberapa ciri yang bisa diwaspadai. Berikut ini 4 gejala Happy Hypoxia :
Sebenarnya, gejala happy hypoxia diperkirakan sudah ditemukan sejak novel coronavirus menjadi wabah di Wuhan, China. Dalam satu artikel di Springer-Verlag GmbH Germany yang dipublikasi awal Maret 2020, dikatakan banyak pasien COVID-19 yang berusia lanjut di Wuhan mengalami gagal napas, tapi tanpa disertai tanda-tanda adanya gangguan pernapasan.
ADVERTISEMENT
Saat itu, istilah yang digunakan adalah silent hypoxemia, yang kemudian berkembang menjadi happy hypoxia. Disebut happy, karena pasien tidak mengalami napas tersenggal-senggal, sehingga tetap terus beraktivitas, tanpa mengetahui oksigen dalam darahnya kurang.
Mengingat happy hypoxia sangat berbahaya bila tidak ditangani segera, penting bagi pasien COVID-19 untuk mewaspadai gejala tersebut. Segera kunjungi rumah sakit bila kamu mengalami gejala-gejala seperti batuk, denyut jantung meningkat atau melambat, nafas menjadi cepat, sesak napas, berkeringat, dan penurunan kesadaran.
Pengobatan gejala Corona happy hypoxia bertujuan untuk memasukkan lebih banyak oksigen ke dalam tubuh pasien. Dengan memberikan oksigen melalui kanul hidung atau melalui sungkup masker yang menutupi hidung dan mulut, cara ini cukup untuk membuat tingkat oksigen dalam tubuh kembali normal.
ADVERTISEMENT
(RN)