Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Hubungan Atman dengan Sthula Sarira dalam Ajaran Agama Hindu
13 Oktober 2023 21:04 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jiwa dalam agama Hindu yaitu Atman (Jiwa yang Kekal). Lalu, agama Hindu dipercaya jika manusia terdiri dari tiga lapisan, salah satunya sthula sarira. Hubungan Atman dengan Sthula Sarira tidak terpisahkan.
ADVERTISEMENT
Atman itu adalah seperti sebuah prajurit perang yang berada dalam sebuah kereta, tubuh jasmani adalah kereta perang itu, kecerdasan adalah kusirnya dan pikiran adalah tali kekannya. Indera-indera adalah kuda-kudanya dan target dari anak panahnya adalah Brahman.
Hubungan Atman dengan Sthula Sarira
Dikutip dari buku Cudamani: Jnana Marga, Menghayati Tuhan Dengan Berfilsafat karya Putra (1970), hubungan Atman dengan Sthula Sarira digambarkan sebagai badan terluar atau badan fisik atau badan wadah.
Sthula Sarira (Angga Sarira) adalah badan wadah atau badan jasmani yang dibentuk oleh unsur panca maha butha. Semua unsur pancha maha butha terkandung secara penuh seimbang di dalam badan jasmani.
Masing-masing unsur maha butha tersebut diantaranya, Pertiwi sebagai unsur padat terdiri dari tulang, daging, rambut dan organ tubuh yang lainnya. Apah sebagai unsur cair terdiri dari darah, air seni, air liur, air susu dan minyak pada lemak.
ADVERTISEMENT
Teja sebagai unsur cahaya yang bersifat panas memberi kehangatan pada tubuh dan memancarkan cahaya pada mata, raut wajah dan kulit. Bayu sebagai unsur udara menjadi napas atau prana dan udara pada lubang dan pori-pori.
Akasa atau eter sebagai rongga atau lubang dan pori-pori dalam tubuh dan memberi sifat kepada masing-masing unsur maha butha lainnya, seperti air bisa terasa sejuk, api bisa menimbulkan panas.
Menurut ajaran Agama Hindu manusia terdiri dari tiga lapisan, di mana menggerakkan dan menghidupkan manusia yang disebut nafas (prana).
Istilah prana ini dianggap masih terlalu fisikal, maka diganti dengan istilah Atman yang memiliki makna yang lebih halus. Dengan demikian Agama Hindu beranggapan manusia hidup karna Atman.
Atman memiliki sifat kekal dan penuh kebahagiaan. Karena adanya hubungan dengan badan kasar dan terpengaruh dengan sifat keduniawian, maka Atman itu mengalami penderitaan dan kelahiran yang berulang-ulang.
ADVERTISEMENT
Selama Atman masih terbelenggu akan sifat tersebut maka Atman akan selalu tersesat dalam samsara, mengembara dari satu kelahiran ke kelahiran berikutnya.
Demikian uraian mengenai hubungan Atman dan Sthula Sarira dalam Agama Hindu yang perlu diketahui. Manusia memiliki dua karakteristik jiwa yaitu berbuat kebaikan dan keburukan. Hanya manusia sendiri yang bisa mencegah keburukan yang dilakukan. (Umi)