Inilah Alasan Pakaian Tentara Bermotif Loreng!

Konten dari Pengguna
4 Agustus 2021 17:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
unsplash.com - mengapa pakaian tentara bermotif loreng?
zoom-in-whitePerbesar
unsplash.com - mengapa pakaian tentara bermotif loreng?
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan juga hampir seluruh tentara di dunia selalu menggunakan seragam loreng, kalian penasaran tidak mengapa pakaian tentara bermotif loreng?
ADVERTISEMENT
Pasti banyak di antara kalian yang bertanya-tanya, mengapa pakaian tentara bermotif loreng? Pada dasarnya, seragam tentara ini punya berbagai macam warna, mulai dari cokelat, hijau sampai dengan hitam, menyesuaikan dengan kebutuhan.

Mengapa Pakaian Tentara Bermotif Loreng?

Alasan singkatnya adalah pakaian bermotif loreng tersebut digunakan untuk keperluan penyamaran, terutama untuk menghindari pantauan musuh. Penyamaran ini bukan cuma digunakan oleh personel infantri, mulai dari pesawat, kendaraan hingga peralatan militer.
Tentara harus mengenakan busana bercorak loreng demi melakukan kamuflase yang merupakan salah satu teknik pertahanan, yang mengacu pada metode yang digunakan untuk membuat pasukan militer agar tidak dapat terdeteksi oleh pasukan musuh.
Pemilihan warna dan bahan untuk kostum perang dan peralatan militer juga digunakan untuk menyembunyikan para musuh dari pengamatan visual. Dengan menggunakan kostum bermotif loreng maka pasukan militer bisa menyatu dengan medannya serta mengurangi bahaya sebagai sasaran tembak musuh. Karena menyaru dengan suasana di sekitarnya, pasukan tentara yang menggunakan seragam ini sekilas tidak akan terlihat, otomatis mengurangi kemungkinan menjadi sasaran tembak.
ADVERTISEMENT
Baju loreng pertama kali digunakan awal tahun 1800-an oleh beberapa unit militer untuk melindungi diri dari tembakan senjata. Dilansir dari buku Bonaparte: 1769-1802, Patrice Gueniffey, 2015, pasukan yang mengadopsi warna loreng untuk pertama kali adalah Resimen Senapan ke-95 dan Resimen Senapan ke-60. Pakaian itu dipakai saat Perang Napoleon untuk memperkuat garis pertempuran tentara Inggris. Saat membawa Rifles Baker (senjata dengan bayonet) dan memperluas area pertempuran, pasukan ini mengenakan jaket hijau, berbeda dengan resimen lain yang mengenakan jubah merah tua.
Hal yang berbeda terjadi pada pakaian tentara TNI. Tidak sama dengan banyak pasukan asing yang kebanyakan memakai warna cokelat di putih, TNI memilih warna hijau. Alasannya adalah medan negara kita didominasi pepohonan berwarna hijau, tanah dan kayu yang berwarna coklat, sehingga TNI lebih memilih pola M81 Woodland, yang populer dari tahun 1981. Bila pasukan tentara militer Indonesia menggunakan seragam berwarna hitam, penggunaan warna hitam saat berperang di siang hari bisa menyiksa mereka. Ini dikarenakan warna hitam lebih mudah menyerap panas. Saat ini bukan hanya TNI, Polri juga kembali menggunakan seragam loreng.
ADVERTISEMENT
Kamuflase pakaian loreng ini lebih ke arah pertahanan diri dari penglihatan visual, meski ada teknologi baru untuk mendeteksi keberadaan manusia mengunakan sinar inframerah dan lain sebagainya, tapi metode kamuflase ini tetap dianggap cukup efisien. (DNR)