Isi Kitab Matan Tuhfatul Athfal tentang Ilmu Tajwid

Konten dari Pengguna
31 Januari 2022 16:25 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kitab Tahfatul Athfal. Foto: freepik.com/plutmaverick
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kitab Tahfatul Athfal. Foto: freepik.com/plutmaverick
ADVERTISEMENT
Membaca Al-Quran adalah sebuah kewijaban setiap umat Muslim. Namun dalam membaca Al-Quran haruslah memahami ilmu tajwid. Salah satu kitab tajwid yang bisa di pelajari adalah kitab matan Tahfatul Athfal karya Syeikh Sulaiman al-Jamzuri.
ADVERTISEMENT
Untuk memudahkan Anda dalam memahami kitab yang satu ini, berikut isi dari kitab matan Tahfatul Arhfal.

Isi Kitab Tahfatul Athfal tentang Ilmu Tajwid

Sebelum membahas kita Tahfatul Athfal, siapa itu Syeikh Sulaiman al-Jamzuri?
Sulaiman bin Husain bin Muhammad bin Syalabi bin al-Jamzuri yang terkenal dengan sebutan al-Afandi. Beliau sering dipanggil al-Jamzuri karena dinisbatkan pada daerah Jamzuri, yaitu daerah yang dekat dengan Thanta hari ini di Mesir. Beliau lahir pada bulan Rabiul Awal tahun 1100 Hijriah.
Adapun isi kitab matan Tahfatul Athfal yakni:
Nun Sukun dan Tanwin itu memiliki empat hukum:
Pertama adalah الإظْـهَارُ Idzhar (jika ada nun sukun atau tanwin terletak) sebelum enam huruf halqy (tenggorokan) yang tersusun, dari Hamzah (أ) , Ha (هـ), ‘Ain (ع), Ha (ح), kemudian Gha (غ), dan Kha (خ)
ADVERTISEMENT
Kedua Idgham yang memiliki 6 huruf yang datang kemudian, terhimpun dalam kata:
يَرْمُلُوْنَ (ي-ر-م-ل-و-ن)
Idgham sendiri terdiri dari dua jenis, yang pertama didengungkan (Idgham bighunnah) untuk huruf yang dikenal terangkum dalam kata
يَنْمُوْ (ي – ن – م – و)
Kecuali jika (nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ini) dalam satu kata, maka jangan didengungkan tetapi bacalah (idhar)
Dan idgham bighairi ghunnah (memasukkan tanpa mendengung) dalam huruf lam (ل) dan ra (ر) lalu bacalah Takrir (bergetar)
Ketiga adalah Iqlab ketika (Nun sukun atau tanwin bertemu) huruf Ba (ب) maka dibaca mim bighunnah (dengan mendengung) serta disamarkan.
Keempat adalah Ikhfa yaitu (ketika Nun sukun atau tanwin bertemu dengan) sisa huruf hijaiyah, yaitu ص ذ ث ك ج س ق ش د ط ز ف ت ض ظ.
ADVERTISEMENT
Mim dan nun yang bertasydid dinamakan huruf ghunnah dan tampakkahlah.
Ilustrasi membaca Al-Quran dengan tajwid yang benar. Foto: freepik.com
Mim Sukun
Jika Mim sukun itu terletak sebelum semua huruf hijaiyah selain alif layyinah (alif sukun), hukumnya ada tiga, yaitu Ikhfa, Idgham, dan Idzhar.
Berhati-hatilah pada huruf Wa dan Fa karena kesamarannya (dengan ba).
Lam Al (Alif lam Qomariyah & Syamsiyah) dan Lam fi’il
Hukum lam sebelum huruf-huruf (hijaiyah selain alif) itu ada dua; pertama dibaca idzhar (jelas). Kedua, dibaca idgham yaitu melebur (lam nya tidak dibaca, tetapi langsung dibaca hurufnya).
ADVERTISEMENT
Lam pertama disebut alif lam qomariyyah. Lam kedua disebut Alif lam Syamsiyyah. Adapun lam fi’il semuanya secara mutlak dibaca jelas.
Mitslain, Mutaqaribain, dan Mutajanisain
Kemudian jika awal semua jenis ini (Mitslain, Mutaqaribain, Mutajanisain) hurufnya sukun, maka disebut dengan Shaghir. Jika kedua hurufnya berharokat pada semua jenis (Mitslain, Mutaqariain, Mutajanisain) maka disebut dengan Kabir.
Mad itu ada dua, yaitu Mad Ashly dan Mad Far’iy. Mad Ashly disebut juga Mad Thabi’i. Mad Thabi’i itu tidak tergantung kepada sebab dan tidak pula ketiadaan huruf yang didapat. Setiap huruf selain hamzah dan sukun yang datang setelah huruf mad (alif, waw,ya) maka ia adalah mad thabi’i.
ADVERTISEMENT
Kedua Mad Far’iy yang terjadi karena adanya sebab seperti adanya hamzah atau sukun secara mutlak. Huruf mad ada tiga, yakni “وَاىٍ”. Syarat nya harus senantiasa ada kasroh sebelum ya, Dhammah sebelum waw, dan fathah sebelum alif.
Adapun Mad Layyin yaitu jika ada fathah sebelum huruf ya dan wawu sukun
Hukum Mad selalu ada tiga, yaitu Mad Wajib, Mad Jaiz, dan Mad Lazim.
Mad wajib terjadi jika ada hamzah setelah mad dalam satu kalimat yang bersambung (mad wajib muttashil)
Mad Jaiz itu boleh dipanjangkan (seperti mad wajib muttashil) boleh pula dibaca pendek (seperti mad thabi’i) yaitu jika (mad dan hamzah) masing-masing dalam kalimat terpisah dan ini disebut mad jaiz munfashil. Jika Hamzah ada sebelum mad, maka ini adalah mad badal. JIka sukun bersambung setelah mad baik secara washal atau waqaf maka ini adalah mad lazim.
ADVERTISEMENT
Mad Lazim terdiri dari mad lazim kilmiy dan mad lazim harfiy. Setiap dari keduanya (kilmy dan harfy) itu bisa mukhaffaf dan mutsaqqal maka ini adalah pembagian yang empat. jika sukun bersama huruf mad berkumpul dalam satu kata, maka terjadilah mad lazim kilmy. Apabila dijumpai ada tiga huruf dan di tengahnya itu adalah mad maka itu merupakan mad lazim harfiy. Keduanya mutsaqqal jika di-idgham-kan dan mukhaffaf jika tidak di-idgham-kan. Mad Lazim harfiy ada di awal surat dan hurufnya terkumpul dalam delapan huruf. Huruf ‘ain memiliki dua jalan (mad dan tawassuth) akan tetapi yang masyhur adalah memanjangkannya (mad).
Apabila selain huruf (mad) yang tiga selain alif, maka mad nya disebut mad thabi’i.
ADVERTISEMENT
Itulah isi dari kitab matan Tuhfatul Athfal. Semoga informasi di atas bermanfaat dan menambah ilmu tajwid Anda. (MZM)