news-card-video
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Kapan Terjadinya Fathu Makkah? Ini Sejarah dan Hikmah di Baliknya

6 Maret 2025 11:18 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kota Makkah. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kota Makkah. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Fathu Makkah atau Penaklukan Makkah adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam. Momen ini menandai kemenangan besar bagi umat Islam tanpa pertumpahan darah yang berarti.
ADVERTISEMENT
Namun, kapan terjadinya Fathu Makkah? Bagaimana prosesnya berlangsung? Artikel ini akan membahas sejarah dan hikmah yang dapat dipetik dari peristiwa tersebut.

Sejarah Fathu Makkah

Ilustrasi Ka'bah. Foto: Unsplash
Fathu Makkah terjadi pada 20 Ramadan 8 Hijriah, atau bertepatan dengan 10 Januari 630 Masehi. Peristiwa ini diawali dengan perjanjian damai antara kaum Muslimin dan Quraisy yang dikenal sebagai Perjanjian Hudaibiyah.
Pada 6 Hijriah, Rasulullah SAW dan para sahabat berniat menunaikan ibadah umrah. Namun, kaum Quraisy menghalangi mereka memasuki Makkah. Setelah melalui perundingan, kedua belah pihak akhirnya menyepakati Perjanjian Hudaibiyah yang berisi beberapa ketentuan, di antaranya:
ADVERTISEMENT
Namun, setelah dua tahun berjalan, Quraisy melanggar perjanjian dengan membantu Bani Bakr menyerang Bani Khuza’ah, sekutu kaum Muslimin. Pelanggaran ini memicu kemarahan Rasulullah SAW dan menjadi sebab utama penaklukan Makkah.

Rasulullah SAW Bersiap Menaklukkan Makkah

Menanggapi pelanggaran tersebut, Rasulullah SAW mulai menyusun strategi untuk menaklukkan Makkah. Beliau mengumpulkan 10.000 pasukan dari berbagai kabilah Muslimin. Agar tak terjadi pertumpahan darah yang besar, Rasulullah SAW merahasiakan rencana ini hingga pasukan tiba di dekat Makkah.
Ketika pasukan Muslim mendekati kota, Abu Sufyan (pemimpin Quraisy) datang untuk bernegosiasi. Setelah menyaksikan kekuatan pasukan Muslim, ia akhirnya memeluk Islam dan kembali ke Makkah untuk mengajak penduduk menyerah tanpa perlawanan.

Proses Penaklukan Makkah

Pada 20 Ramadan 8 H, Rasulullah SAW dan pasukan Muslim memasuki Makkah dari berbagai arah tanpa perlawanan berarti. Penduduk Makkah menerima Islam dengan damai, dan tidak terjadi pertumpahan darah besar. Rasulullah SAW kemudian memberikan pengumuman penting:
ADVERTISEMENT

Pembersihan Ka’bah dari Berhala

Setelah berhasil menguasai Makkah, Rasulullah SAW masuk ke dalam Ka’bah dan menghancurkan lebih dari 360 berhala yang ada di sekelilingnya. Beliau membaca firman Allah SWT, yang artinya:
"Dan katakanlah: Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu pasti lenyap." (QS. Al-Isra: 81)

Pengampunan bagi Penduduk Makkah

Setelah Fathu Makkah, banyak tokoh Quraisy yang takut akan pembalasan dari Rasulullah SAW, mengingat mereka pernah menyiksa, mengusir, dan memerangi kaum Muslimin.
Namun, Rasulullah SAW menunjukkan sifat rahmat dan kasih sayang dengan memberikan pengampunan. Beliau berkata pada mereka, yang artinya:
"Hari ini aku katakan pada kalian seperti yang dikatakan Nabi Yusuf kepada saudara-saudaranya: Tidak ada balas dendam terhadap kalian, pergilah kalian semua, kalian bebas." (HR. Ibnu Ishaq).
ADVERTISEMENT

Hikmah dari Fathu Makkah

Ilustrasi Ka'bah. Foto: Unsplash
Fathu Makkah bukan sekadar kemenangan militer, tetapi juga mengandung banyak hikmah yang bisa dipetik oleh umat Islam. Menurut Qasim a. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh dalam Buku Pintar Sejarah Islam, hikmah dari Fathu Makkah, di antaranya:

1. Kesabaran Akan Berbuah Kemenangan

Kaum Muslimin mengalami berbagai cobaan sebelum akhirnya kembali ke Makkah. Mereka pernah diusir, disiksa, dan dianiaya oleh kaum Quraisy. Namun, dengan kesabaran dan ketakwaan, Allah SWT memberikan kemenangan pada mereka.

2. Islam Mengutamakan Perdamaian

Meskipun memiliki kesempatan untuk membalas dendam, Rasulullah SAW memilih jalan perdamaian. Hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kasih sayang dan tak mendahulukan kekerasan.

3. Pentingnya Strategi dalam Meraih Keberhasilan

Rasulullah SAW tidak serta-merta menyerang Makkah, tetapi menggunakan strategi yang cermat. Pergerakan pasukan dilakukan secara rahasia, dan negosiasi dengan Abu Sufyan menjadi kunci utama keberhasilan tanpa peperangan besar.
ADVERTISEMENT

4. Pengampunan Lebih Baik daripada Pembalasan

Salah satu pelajaran terbesar dari Fathu Makkah adalah pentingnya memberikan ampunan. Rasulullah SAW bisa saja menghukum orang-orang Quraisy yang dahulu menindasnya, tetapi beliau memilih untuk memaafkan mereka. Sikap ini menunjukkan teladan kepemimpinan yang penuh kebijaksanaan.

5. Kembalinya Tauhid di Makkah

Dengan dihancurkannya berhala-berhala di sekitar Ka’bah, Fathu Makkah menandai akhir dari penyembahan berhala di kota suci ini. Makkah kembali menjadi pusat ibadah yang murni hanya pada Allah SWT.
(NDA)