Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kelebihan Teori Ksatria dalam Proses Masuknya Agama Hindu Buddha
26 Januari 2022 9:57 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Proses penyebarluasan agama Hindu Budha di Indonesia secara teoritis melalui jalur penaklukan, perdagangan dan penyebarluasan budaya. Pemegang peran utama dalam proses penyebarluasan budaya Hindu Buddha melalui penaklukan adalah golongan prajurit atau kasta Ksatria. Sedangkan untk penyebarluasan melalui jalur niaga dikerjakan oleh para pedagang atau golongan Waisya. Sedangkan untuk penyebarluasan budaya melalui jalur dakwah dilakukan oleh golongan Brahmana. Mereka datang ke Indonesia atas undangan para penguasa di Indonesia. Lalu, apa yang dimaksud dengan kelebihan teori Ksatria dalam proses masuknya agama Hindu Buddha di Indonesia?
ADVERTISEMENT
Teori Ksatria dalam Proses Penyebar Luasan Agama Hindu Buddha
Dikutip dari buku IPS Terpadu, Nana Supriatna dkk (2007: 203) teori Ksatria adalah teori yang mengatakan bahwa Indonesia pernah dikolonisasi atau dijajah oleh bangsa India . Golongan yang menaklukkannya adalah golongan Ksatria. Melalui proses tersebut pengaruh Hindu masuk ke Indonesia. Teori ini dikemukakan oleh Prof. Dr. J.L. Moons.
Dalam teori ini, kasta Ksatria adalah salah satu kasta yang ada di dalam sistem sosial agama Hindu, yang terdiri dari para raja, para prajurit, dan bangsawan. Beberapa orang yang berasal dari kasta Brahmana umumnya menyelenggarakan pemerintahan dan juga memimpin kerajaan. Selain itu mereka juga sering memimpin peperangan.
Kelebihan Teori Ksatria
Seperti halnya teori yang lain yang membahas masuknya agama Hindu Buddha ke Indonesia teori Ksatria memiliki beberapa kelebihan di antaranya adalah:
ADVERTISEMENT
Demikian kelebihan teori Ksatria dalam proses masuknya agama Hindu Buddha di Indonesia. (WWN)
ADVERTISEMENT