Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Keunikan Pakaian Adat Sumatera Barat Minangkabau
22 Februari 2022 18:41 WIB
·
waktu baca 6 menitDiperbarui 19 Juli 2022 7:51 WIB
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tahukah kamu apa nama pakaian adat Sumatera Barat? Ya, pengetahuan tentang deskripsi dan penjelasan karakteristik adat istiadat seperti pakaian daerah penting untuk diketahui untuk menambah wawasan kamu.
ADVERTISEMENT
Dijelaskan dalam buku IPS SD/MI Kls 5 oleh Amin Kusnandar, budaya adalah adat kebiasaan suatu bangsa atau masyarakat setempat yang telah diikuti sejak dulu secara turun temurun. Hal tersebut merupakan kebiasaan luhur yang selalu dijunjung tinggi dan dihormati oleh masyarakat setempat.
Budaya bangsa dapat dilihat dari beberapa hal, salah satunya adalah pakaian adat atau pakaian daerah. Jenis pakaian ini biasanya hanya dipakai saat ada perayaan tertentu seperti upacara adat. Indonesia memiliki pakaian adat yang beragam, salah satunya yaitu pakaian adat Sumatera Barat Minangkabau.
Adat istiadat yang dilakukan oleh rakyat Minang di Sumatera Barat memiliki ciri khas tertentu dan kaya akan nilai spiritual, khususnya ajaran agama Islam. Hal ini pun berlaku pada pakaian adat Sumatera Barat memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing seperti pakaian adat daerah lainnya.
ADVERTISEMENT
Nah untuk mengetahui lebih jauh wawasan tentang pakaian adat Sumatera Barat, simak terus penjelasan artikel di bawah ini ya!
Apa Nama Baju Adat Padang?
Dikutip dari buku Ensiklopedia Pakaian Nusantara: Sulawesi tenggara hingga Sumatera Utara karya R Totok Sugiarto, secara umum pakaian adat Padang khususnya masyarakat Minangkabau terbagi menjadi dua jenis yaitu Pakaian Adat Penghulu dan Bundo Kanduang.
Pakaian adat Penghulu tidak boleh digunakan oleh sembarangan orang dan biasanya digunakan oleh kaum laki-laki yang terpilih. Sedangkan Bunda Kanduang merupakan pakaian adat Sumatra Barat Minangkabau untuk perempuan. Kedua jenis pakaian adat tersebut menggambarkan karakter dari masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
Berikut karakteristik dan keunikan dari pakaian adat Sumatera Barat yang menarik untuk diketahui untuk menambah wawasan kamu.
Apa Ciri Khas Pakaian Adat Minang?
Semua pakaian Adat Indonesia memiliki ciri khas masing-masing, termasuk pakaian adat Sumatera Barat. Seperti yang disebutkan di atas, pakaian Adat Minang untuk laki-laki dan Wanita disebut Pakaian Penghulu dan Pakaian Adat Bundo Kanduang.
Dijelaskan dalam buku Intisari PUBL SD Kelas 4,5, 6 karya Tyan Kirana, kedua pakaian adat minang tersebut dipengaruhi oleh busana negeri China dan sedikit dipermodern dengan ala Eropa, khususnya bangsa Portugis. Berikut penjelasan karakteristik keduanya.
Pakaian Adat Penghulu
Dikutip dari buku Sumatera Barat: Adat dan Tradisi yang ditulis oleh Sailatus Salwa & Siti Nurhaliza, dalam tradisi Sumatera Barat, pakaian adat Penghulu biasa dipakai oleh pemangku adat sebagai pakaian kebesaran.
ADVERTISEMENT
Cara pemakaiannya pun diatur sesuai dengan tata cara yang digarikan oleh adat istiadat suku Minang. Jenis pakaian adat ini digunakan oleh laki-laki yang memiliki gelar Datuak.
Biasanya baju penghulu memililiki warna hitam yang melambangkan ketegasan dan kepemimpinan. Namun, pada saat ini pakaian Adat penghulu warnanya lebih bervariasi dan digunakan oleh mempelai pria saat acara pernikahan.
Toto Sugiarto dalam buku Ensiklopedia Pakaian Nuasantara: Sulawesi Tenggara hingga Sumatera Utara menyebut, pakaian Adat Penghulu terdiri dari daster atau saluak batimba, baju penghulu, sarawa, sesamping, keris,dan tungkek atau tongkat. Berikut makna simbolis baju Adat Penghulu.
Dester atau Saluak Timba
Daster atau Saluak Timba merupakan jenis penutup kepala yang terbuat dari kaian batik. Pada bagian depannya terdapat kerutan. Kerut pada dester tersebut melambangkan banyaknya undang-undang yang perlu diketahui penghulu. Undang-undang tersebut adalah aturan hidup dari masyarakat Minangkabau.
ADVERTISEMENT
Baju Penghulu
Baju penghulu disebut dengan baju hitam lungga. Baju ini memiliki lengan yang longgar dan lebar. Pada bagian leher, baju tersebut tidak memiliki katuk dan tidak memiliki kancing sampai dada.
Baju ini memiliki makna sebagai bentuk keterbukaan dan kelapangan dada seorang pemimpin. Warnanya yang hitam melambangkan kepemimpinan yang terhormat, disegani, dan berwibawa.
Sarawa
Sarawa adalah baju penghulu bagian bawah. Biasanya berbentuk celana hitam lebar yang melambangkan kesiagaan. Di samping itu, sarawa juga memiliki makna bahwa seorang pemangku adat merupakan orang yang besar dan bermartabat.
Sesampiang
Sesampiang merupakan aksesoris berupa selendang warna merah. Selendang ini melengkapi pakaian adat Penghulu yang dibuat dengan motif benang makau warna warni. Sarawa memiliki makna bahwa seorang pemangku adat adalah orang yang berani, kaya akan ilmu pengetahuan, dan bermartabat.
ADVERTISEMENT
Keris dan Tongkat atau Tungkek
Keris dan Tungkek merupakan senjata tradisional suku Minang. Keris diletakkan di bagian pinggang penghulu. Senjata ini memiliki makna bahwa seorang penghulu harus berfikir sebelum bertindak. Sedangkan tungkek atau tongkat menunjukkan bahwa penghulu adalah orang yang dituakan dan dihormati oleh kaumnya.
Pakaian Bundo Kanduang
Pakaian Bundo Kanduang adalah pakaian adat Minangkabau yang umumnya dikenakan oleh perempuan yang telah menikah. Biasanya disebut sebagai Limpapeh Rumah Nan Gadang.
Dalam budaya Minangkabau, limpapeh artinya tiang tengah dari bangunan rumah adat Sumatera Barat, di mana peran limpapeh dalam memperkokoh bangunan rumah gadang adalah analogi dari peran ibu dalam sebuah keluarga.
Apabila limpapeh roboh, maka rumah juga rubuh. Begitu juga ibu atau perempuan tidak pandai mengatur rumah tangga, maka keluarganya juga tidak akan bertahan lama.
ADVERTISEMENT
Pada zaman dulu, pakaian adat ini hanya digunakan oleh perempuan yang arif dan bijaksana. Seseorang yang diangkat menjadi bundo kanduang merupakan wanita yang memegang peranan dalam kaum atau sukunya. Tidak semua wanita di anggap Bundo Kaduang karena harus memiliki kriteria dan persyaratan tertentu.
Pakaian Bundo Kanduang terdiri dari tingkolok atau penutup kepala, baju kurung, kain selempang, kain sarung, serta perhiasan berupa kalung. Berikut makna simbolik dari baju adat Sumatera Barat Bundo Kanduang.
Tingkolok
Tingkolok merupakan hiasan kepala perempuan yang berbentuk runcing dan bercabang menyerupai tanduk kerbau. Ujung dari tingkolok biasanya terdapat rumbaian ameh sebagai hiasan. Tingkolok memiliki makna bawah perempuan sebagai pemilik rumah gadang.
Baju kurung
Baju kurung disebut sebagai baju basiba atau baju batabue. Baju ini biasanya berwarna merah, biru, hitam dengan taburan benang ameh. Baju ini melambangkan kekayaan daerah Minangkabau dan memiliki makna bahwa wanita harus mematuhi batas-batas adat dan tidak boleh melanggarnya.
ADVERTISEMENT
Kain sarung dan Kain selendang
Kain sarung merupakan bawahan dari baju adat Bunda Kanduang. Biasanya disebut sebagai Balapak. Memiliki makna bahwa seorang perempuan bertanggung jawab untuk melanjutkan keturunan. Sedangkan kain selendang memiliki makna bawah perempuan harus bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya.
Perhiasan
Perhiasan merupakan simbol yang mengandung norma dan nilai yang digunakan sebagai acuan dalam kehidupan masyarakat Minang.
Demikian sedikit ulasan tentang pakaian adat Sumatera Barat lengkap dengan makna simbolik yang ada di dalamnya. Semoga informasi di atas bisa menambah wawasan pengetahuanmu ya!
(CHL & IPT)