Kim Jong Un dan Donald Trump, Ketika Dua Presiden Saling Surat Menyurat

Konten dari Pengguna
17 September 2020 12:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kim Jong Un. Sumber: The Straits Time
zoom-in-whitePerbesar
Kim Jong Un. Sumber: The Straits Time
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kim Jong Un merupakan sosok presiden dari negara paling tertutup di dunia, yaitu Korea Utara. Presiden tersebut sangat dipuja di negaranya. Foto-foto Kim Jong Un yang menghiasi seluruh penjuru Korea Utara hingga di rumah rumah masyarakat menunjukkan kebesaran dirinya.
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun lalu, Kim Jong Un sering menuai kontroversi dengan Amerika Serikat dengan mengancam akan mengirimkan misil. Begitu pula dengan pihak Amerika Serikat. Kedua negara tersebut kerap “berseteru” dengan cara saling melemparkan ancaman.
Menurut Washington Post jurnalis Bob Woodward yang dilansir oleh The Korea Herald, Amerika Serikat hampir saja memulai perang nuklir dengan Korea Utara di tahun 2017 dengan mengirimkan misil dengan sasaran menuju Pyongyang, ibu kota Korea Utara. Nuklir tersebut bisa menyerang siapa pun, termasuk Kim Jong Un.

Kim Jong Un Menyurati Donald Trump

Hubungan kedua negara tersebut saling memanas, dengan ancaman yang kerap kali dilontarkan kepada satu sama lain. Namun, akhirnya pada tanggal 12 Juni 2018, pertemuan Kim Jong Un dan Donald Trump pertama dilakukan di Capella Singapore Hotel di Sentosa.
ADVERTISEMENT
Setelah pertemuan tersebut, kedua presiden itu mulai saling surat menyurat. Woodward yang dilansir melalui The Straits Times bahkan mengatakan bahwa Trump menyebut surat dari Kim Jong Un sebagai “love letters” atau surat cinta. Mereka tetap saling surat menyurat bahkan setelah pertemuan keduanya.
Woodward mengatakan di salah satu suratnya, presiden Kim mendeskripsikan pertemuannya dengan Trump seperti sebuah memori dari film fantasi. Beberapa waktu kemudian Trump juga mengirimkan surat balasan kepada presiden Kim yang isinya pujian atas dirinya dan keberhasilan pertemuan mereka.
Trump mengaku bahwa ia dan Kim Jong Un memutuskan untuk menjadi teman baik dan pada pertemuannya, presiden Kim berkata akan mengevaluasi ulang program nuklirnya dengan timbal balik berupa bantuan finansial dari Amerika Serikat. (AA)
ADVERTISEMENT