Konten dari Pengguna

Kisah Abu Thalib yang Merupakan Paman Nabi Muhammad

9 Juli 2021 16:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Abu Thalib dan Nabi Muhammad saat kecil. https://www.freepik.com/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Abu Thalib dan Nabi Muhammad saat kecil. https://www.freepik.com/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada banyak mutiara hikmah yang dapat diambil dari kisah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Salah satunya adalah kisah paman Nabi Muhammad, Abu Thalib. Dikutip dari buku yang berjudul Nabi Muhammad SAW - KISAH MANUSIA PALING MULIA DI DUNIA karangan Neti S., ‎Aisyah Fad, ‎Endah W. (2017: 36) menjelaskan bahwa Abu Thalib adalah anak dari Abdul Thalib yang merupakan orang tua asuh pertama Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa salla.
ADVERTISEMENT

Kisah Abu Thalib, Paman Nabi Muhammad

1. Pengasuh Nabi Muhammad
Setelah orang tuanya meninggal dunia, Nabi Muhammad diasuh oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib. Abdul Muthalib adalah pemimpin di Makkah pada saat itu. Akan tetapi karena usianya sudah sangat tua yang berkisar 110 tahun, Abdul Muthalib hanya mengasuhnya selama 2 tahun. Abdul Muthalib menyuruh putranya Abu Thalib untuk mengasuh cucunya dengan syarat harus melindungi, melayani merawat dan mendidik Nabi Muhammad. Abu Thalib buakanlah orang yang sangat kaya, pendapatan beliau hanya cukup untuk makan sehari-hari saja. Beliau tidak menyuruh keponakannya untuk mencari penghasilan, namun Nabi Muhammad kecil meminta untuk diperbolehkan menggembala kambing bersama saudaranya.
Ilustrasi suasana Mekah pada saat Nabi Muhammad kecil. https://www.freepik.com/
2. Dukungan dan Pembelaan Kepada Nabi Muhammad
ADVERTISEMENT
Abu Thalib membela Nabi Muhammad yang tidak henti-hentinya mendapat gangguan dari kaum Quraisy yang menolak dakwah Nabi Muhammad. Bahkan ketika Muhammad diutus menjadi Nabi dan Rasul, Abu Thalib tetap menjadi pembela terdepan padahal usia Abu Thalib adalah 75 tahun. Ia menyatakan secara terbuka dan terang-terangan dalam setiap pertemuan dengan para petinggi Quraisy bahwa dia mendukung sepenuhnya dan membela dakwah tauhid Nabi Muhammad. Ia pernah ditawari untuk menukar Nabi Muhammad dengan seorang pemuda Quraisy yang gagah, tampan, dan berfisik kuat. Namun Abu Thalib menolak dengan keras. Pembelaan Abu Thalib kepada Nabi Muhammad membuat tidak seorangpun dari kaum Quraisy berani mengusik Nabi Muhammad.
Kambing yang hidup di padang pasir. Nabi Muhammad ketika kecil adalah seorang pengembala kambing. https://www.freepik.com/
3. Meninggalnya Abu Thalib
Abu Thalib adalah seseorang yang telah banyak berjasa membantu dakwah Nabi Muhammad Shallallhu ‘alaihi wa sallam. Namun, Abu Thalib enggan untuk mengucapkan kalimat syahadat “laa ilaaha illallah” bahkan ketika Nabi Muhammad memerintahkan mengucapkan kalimat syahadat.
ADVERTISEMENT
لَمَّا حَضَرَتْ أَبَا طَالِبٍ الْوَفَاةُ جَاءَهُ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَوَجَدَ عِنْدَهُ أَبَا جَهْلِ بْنَ هِشَامٍ ، وَعَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِى أُمَيَّةَ بْنِ الْمُغِيرَةِ ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – لأَبِى طَالِبٍ « يَا عَمِّ ، قُلْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، كَلِمَةً أَشْهَدُ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللَّهِ » . فَقَالَ أَبُو جَهْلٍ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِى أُمَيَّةَ يَا أَبَا طَالِبٍ ، أَتَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَلَمْ يَزَلْ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَعْرِضُهَا عَلَيْهِ ، وَيَعُودَانِ بِتِلْكَ الْمَقَالَةِ ، حَتَّى قَالَ أَبُو طَالِبٍ آخِرَ مَا كَلَّمَهُمْ هُوَ عَلَى مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ ، وَأَبَى أَنْ يَقُولَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ .
ADVERTISEMENT
“Ketika Abu Thalib hendak meninggal dunia, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatanginya. Di sisi Abu Thalib ada Abu Jahal bin Hisyam dan ‘Abdullah bin Abi Umayyah bin Mughirah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Abu Thalib, “Wahai pamanku! Katakanlah ‘laa ilaaha illallah’, suatu kalimat yang dapat aku jadikan sebagai hujjah (argumentasi) untuk membelamu di sisi Allah”. Maka Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umayyah berkata, “Apakah Engkau membenci agama Abdul Muthallib?” Maka Rasulullah terus-menerus mengulang perkataannya tersebut, sampai Abu Thalib akhirnya tidak mau mengucapkannya. Dia tetap berada di atas agama Abdul Muthallib dan enggan untuk mengucapkan ‘laa ilaaha illallah’.” (HR. Bukhari no. 1360 dan Muslim no. 141)
Itulah kisah dari Abu Thalib paman dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengurusnya sejak kecil sampai kematiannya. Akan tetapi pada kematiannya beliau enggan untuk mengucapkan syahadat dan tetap bertahan dari agama sang ayah.
ADVERTISEMENT
(MZM)