Kisah Singkat Mengenai Apa yang Terjadi di Taman Getsemani

Konten dari Pengguna
26 Januari 2022 15:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://unsplash.com/@saurinaf - Taman Getsemani
zoom-in-whitePerbesar
https://unsplash.com/@saurinaf - Taman Getsemani
ADVERTISEMENT
Taman Getsemani lokasinya berada di lereng Bukit Zaitun di seberang Lembah Kidron dari Yerusalem. Jika diartikan secara harfiah, Taman Getsemani artinya adalah "tempat pemerasan minyak".
ADVERTISEMENT
Taman Getsemani merupakan sebuah taman yang berisi sekelompok pohon zaitun tua yang masih ada pada zaman ini. Sampai hari ini taman ini masih terjaga keindahannya, masih tersisa beberapa pohon zaitun yang usianya sudah ratusan tahun akan tetapi masih tampak segar. Sedangkan di sekitarnya tumbuh subur aneka tanaman bunga yang sangat cantik.

Kisah Singkat Tentang Apa yang Terjadi di Taman Getsemani

Menurut Injil Yohanes 18:2, Yesus sering pergi ke Getsemani bersama para murid-Nya untuk berdoa. Berdasarkan Lukas 22:43-44, di sana Yesus sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah. Kondisi ini dalam dunia medis dikenal sebagai hematidrosis.
Peristiwa yang paling terkenal di Taman Getsemani terjadi pada malam menjelang penyaliban-Nya ketika Yesus dikhianati. Penggambaran detilnya peristiwa memiliki beberapa versi kisah, hingga ada baiknya Anda membaca semua versinya agar lebih mudah memahami apa yang benar-benar terjadi.
https://unsplash.com/@karsten116
Malam itu, setelah Yesus dan para murid-Nya merayakan Paskah Yahudi, mereka pergi ke Taman Getsemani. Pada suatu waktu, Yesus membawa tiga di antaranya – Petrus, Yakobus, dan Yohanes – ke tempat tersendiri. Di tempat itu Yesus meminta mereka berjaga-jaga menemani-Nya dan berdoa supaya mereka tidak jatuh ke dalam percobaan (Matius 26:41), namun mereka tertidur.
ADVERTISEMENT
Dua kali Yesus membangunkan mereka dan mengingatkan mereka untuk berdoa supaya mereka tidak jatuh ke dalam percobaan. Peringatan Yesus begitu mengena karena kenyataannya Petrus benar jatuh ke dalam percobaan malam itu ketika ia menyangkal Yesus sebanyak tiga kali.
Yesus menjauh sedikit dari ketiga murid-Nya untuk berdoa, dan dua kali Ia berdoa meminta supaya diloloskan dari cawan murka sang Bapa, namun tiap kali Ia tunduk kepada kehendak Bapa-Nya. Ia "sangat sedih, seperti mau mati" (Matius 26:38), namun Allah mengutus malaikat dari surga untuk menguatkan-Nya (Lukas 22:43).
Tak lama kemudian, Yudas Iskariot, sang pengkhianat, datang bersama "serombongan" prajurit, imam besar, Farisi, dan hamba-hambanya untuk menangkap Yesus. Yudas menunjuk Yesus dengan isyarat ciuman.
ADVERTISEMENT
Dalam upayanya melindungi Yesus, Petrus mengambil pedang dan menyerang seorang pria bernama Malkhus, hamba imam besar, dan memutuskan telinganya. Yesus mengecam Petrus dan menyembuhkan telinga orang itu. Cukup mengejutkan bahwa kerumuman orang itu tidak terkesan melihat mujizat pemulihan tersebut. Pada akhirnya, Yesus tetap ditangkap dan dibawa ke Pontius Pilatus, sedangkan para murid-Nya melarikan diri.
Peristiwa yang terjadi di Taman Getsemani terus menggema selama ribuan tahun. Munculnya kiasan seperti "barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang" (Matius 26:52); "roh memang penurut, tetapi daging lemah" (Markus 14:38); dan "Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah" (Lukas 22:44) sudah menjadi bahasa sehari-hari.
Malam itu, Juruselamat kita bersedia melunasi hutang hukuman dosa kita dengan mati di atas kayu salib. "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah" (2 Korintus 5:21). (DNR)
ADVERTISEMENT