Kongres Pemuda I Diketuai Oleh Muhammad Tabrani, Siapa Dia?

Konten dari Pengguna
26 November 2020 19:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Potret Kejadian Kongres Pemuda 1. Sumber: Kumparan.com
zoom-in-whitePerbesar
Potret Kejadian Kongres Pemuda 1. Sumber: Kumparan.com
ADVERTISEMENT
Kongres Pemuda I yang diadakan pada 1926 merupakan cikal bakal lahirnyaSumpah Pemuda di Indonesia. Kongres pemuda sendiri merupakan kongres nasional yang pernah dilakukan sebanyak dua kali, yaitu Kongres Pemuda I dan Kongres Pemuda II.
ADVERTISEMENT
Adanya Kongres Pemuda I ini membuat banyak perubahan bagi kehidupan masyarakat serta pemuda-pemuda pada zaman dahulu. Seperti, banyaknya kegiatan sosial, ekonomi serta budaya yang dilakukan pada saat itu.
Kongres ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya pemimpin di dalamnya. Bernama Muhammad Tabrani, berperan sebagai ketua dalam Kongres Pemuda I. Muhammad Tabrani merupakan seorang pemuda Indonesia yang belajar jurnalistik sampai ke Eropa.
Dilansir dari berbagai sumber (26/11), pria kelahiran 10 Oktober 1904 ini pernah bersekolah di sekolah PNS khusus orang asli Indonesia. Dari sana, ia mulai mengikuti banyak kegiatan sosial serta organisasi.
Salah satu organisasi yang ia geluti yaitu organisasi pemuda nasional, yang lebih dikenal dengan nama Jong Java. Organisasi yang membawa cahaya baru bagi pemuda-pemuda Indonesia.
ADVERTISEMENT

Kongres Pemuda I: Pelopor Bahasa Indonesia

Kongres Pemuda I selain menjadi awal lahirnya Sumpah Pemuda, berkat adanya kongres ini, bahasa Indonesia pun lahir dan menjadi bahasa nasional bagi bangsa Indonesia.
Bahasa Indonesia disepakati pada saat pertemuan organisasi pemuda untuk pertama kalinya. Awalnya, dalam pertemuan pada 30 April – 2 Mei 1926, Mohammad Yamin mengusulkan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional yang akan dipakai rakyat Indonesia. Para hadirin yang datang pun menyetujuinya.
Namun, Muhammad Tabrani menentang dan menyerukan bahwa bahasa tersebut adalah bahasa Indonesia bukan Bahasa Melayu, walaupun mengandung unsur melayu.
Sebelumnya, pada 10 Januari 1926 Muhammad Tabrani menulis editorial penggunaan bahasa Indonesia. Menurutnya, bahasa Indonesia merupakan bahasa universal dan terbuka secara nasionalis. Pada saat itu, bahasa Indonesia mutlak menjadi bahasa nasional bangsa Indonesia. (AA)
ADVERTISEMENT