Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Konsep Permainan Kucing-kucingan yang Digemari Anak-anak
6 September 2021 17:39 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Konsep permainan kucing-kucingan dikenal sebagai salah satu permainan tradisional yang perkembangannya berada di Jawa terutama Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Konsep permaina kucing-kucingan adalah menirukan gerakan kucing yang sedang saling berebut suatu benda. Maksudnya berarti permainan dengan peragaan yang di dalamnya berisi gerakan saling berebutan untuk dapat memiliki sesuatu tempat. Di daerah lain permainan ini juga dikenal dengan nama Kus- kusan atau Alih Lintang.
Konsep Permainan Kucing-kucingan
1. Pahami alur permainan.
Salah satu peserta menjadi kucing yang bertugas untuk menyentuh peserta lain. Bila kamu disentuh oleh peserta yang menjadi kucing, maka kamulah yang kemudian berperan sebagai kucing.
2. Tentukan peserta yang menjadi kucing.
Pemain inilah yang pertama kali akan mengejar dan mencoba menyentuh peserta lain.
3. Pilih area bermain.
Pilih dan tentukan batas area bermain agar peserta yang bukan kucing tidak bisa berlari terlalu jauh.
ADVERTISEMENT
4. Tentukan “zona aman”.
Pohon, bangku, atau area yang ditandai dengan kerucut, bisa digunakan sebagai “zona aman”. Bila pemain berada di area ini, maka dia akan aman dari sentuhan peserta yang menjadi kucing. Tapi pemain tersebut juga tidak boleh terlalu lama berada di zona aman ini.
5. Berhitung untuk memberi waktu bagi peserta lain berlari.
Peserta yang menjadi kucing akan berhitung sampai 10 untuk memberi waktu bagi peserta lain untuk menjauh. Setelah selesai berhitung, si kucing akan berteriak “Mulai!” atau “Siap atau tidak, aku datang!” dan mulai mengejar peserta yang lain.
6. Pastikan untuk tidak menyentuh pemain lain dengan terlalu agresif. Bila ada salah satu pemain yang mendorong atau menyakiti pemain lain, keluarkan dia dari permainan karena perbuatannya itu salah dan bisa membahayakan.
ADVERTISEMENT
7. Hentikan permainan setelah semua peserta selesai bermain.
Setelah permainan usai, peserta yang terakhir menjadi kucing dinyatakan kalah. Tidak ada aturan yang menyatakan kapan permainan berakhir.
Sukirman Dharmamulyo dalam bukunya Permainan Tradisional Jawa, 2008, menjelaskan bahwa permainan kucing-kucingan berawal dari suatu perkumpulan misalnya lima orang anak berkumpul membentuk sebuah kelompok A, B, D dan E. Kelima orang anak tadi kemudian mengundi untuk menentukan siapa yang jadi kucing dengan cara hompimpah atau suit.
Demikian konsep permainan tradisional yang digemari anak-anak. Semoga bisa membantu, ya.(DNR)