Kumpulan Puisi Taufiq Ismail yang Populer Sepanjang Masa

Konten dari Pengguna
19 Oktober 2021 9:22
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Taufiq Ismail. (Foto: https://flickr.com)
zoom-in-whitePerbesar
Taufiq Ismail. (Foto: https://flickr.com)
Taufiq Ismail merupakan penyair Indonesia yang dikenal luas sebagai tokoh sastrawan Angkatan ’66 yang lahir di Bukittinggi, 25 Juni 1935. Dikutip dari buku Think Smart Bahasa Indonesia untuk Kelas XI SMA/MA Program Bahasa yang ditulis oleh Ismail Kusmayadi, dkk (2008: 139), angkatan ’66 ditandai dengan terbitnya majalah sastra Horison. Pelopornya adalah Taufiq Ismail sendiri yang dikenal dengan puisi-puisi demonstrasi. Adapun konsep dari angkatan ’66 adalah “Manifes Kebudayaan”, yang mana semangat avant-garde sangat menonjol pada angkatan ini.
Dikutip dari buku Cendekia Berbahasa: Bahasa dan Sastra Indonesia yang ditulis oleh Erwan Juhara, dkk (2005: 159), angkatan ’66 muncul setelah peristiwa aksi yang dilancarkan gerakan pemuda dan seniman pada tahun 1966. Aksi tersebut memprotes kesewenang-wenangan penguasa saat itu. Oleh karena itu, angkatan ’66 banyak menyuarakan suara protes, kebangsaan, dan situasi pada saat itu.
Ada banyak karya sastra yang sangat beragam dalam aliran sastra. Adapun Penerbit Pustaka Jaya juga sangat membantu dalam menerbitkan karya-karya sastra pada masa angkatan ’66.
Nah, artikel kali ini akan membahas lebih lanjut mengenai kumpulan puisi Taufiq Ismail yang populer sepanjang masa.

Kumpulan Puisi Taufiq Ismail

Ilustrasi Kumpulan Puisi Taufiq Ismail. (Foto: https://pixabay.com/id/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kumpulan Puisi Taufiq Ismail. (Foto: https://pixabay.com/id/)
Berikut adalah kumpulan puisi Taufiq Ismail yang populer sepanjang masa:
Karangan Bunga

Tiga anak kecil

Dalam langkah malu-malu

Datang ke salemba

Sore itu.

“Ini dari kami bertiga

Pita hitam pada karangan bunga

Sebab kami ikut berduka

Bagi kakak yang ditembak mati

Siang tadi

Dengan Puisi, Aku

Dengan puisi aku bernyanyi

Sampai senja umurku nanti

Dengan puisi aku bercinta

Berbatas cakrawala

Dengan puisi aku mengenang

Keabadian Yang Akan Datang

Dengan puisi aku menangis

Jarum waktu bila kejam mengiris

Dengan puisi aku mengutuk

Nafas zaman yang busuk

Dengan puisi aku berdoa

Perkenankanlah kiranya

Kerendahan Hati

Kalau engkau tak mampu menjadi beringin

Yang tegak di puncak bukit

Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik,

Yang tumbuh di tepi danau

Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,

Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang

Memperkuat tanggul pinggiran jalan

Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya

Jadilah saja jalan kecil,

Tetapi jalan setapak yang

Membawa orang ke mata air

Tidaklah semua menjadi kapten

Tentu harus ada awak kapalnya….

Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi

Rendahnya nilai dirimu

Jadilah saja dirimu….

Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri

Semoga informasi ini bermanfaat! (CHL)
editor-avatar-0
Baca Lainnya
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
·
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
·
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
·
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020