Konten dari Pengguna

Lafal Niat Puasa Ramadhan yang Tepat

22 Maret 2021 9:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber gambar: freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber gambar: freepik.com
ADVERTISEMENT
Niat puasa ramadhan merupakan suatu ketetapan hati untuk melakukan ibadah yang dilandasi dengan keikhlasan, keimanan, dan kesadaran penuh dalam menjalankan puasa ramadhan. Niat tersebut boleh diucapkan, dan boleh juga untuk diniatkan di dalam hati.
ADVERTISEMENT
Namun, yang perlu diingat adalah bahwasanya niat dalam ucapan tidak akan ada artinya jika tidak dilandasi dengan niat dalam hati. Oleh karena itu, penting sekali untuk mengelola hati agar selalu ikhlas dan tawakal dalam menjalankan ibadah wajib tersebut.
Mengutip buku Materi Puasa Ramadhan karya Y.H. Syam (2017), tempat atau alokasi waktu dalam melaksanakan niat puasa ramadhan memang ada perbedaan. Niat tersebut perlu dilaksanakan di malam hari hingga menjelang fajar. Sedangkan niat puasa sunnah tidak perlu demikian.
Hal ini selaras dengan sabda Rasulullah, “Man lam yubayyitish shiyaama qoblal fajri falaa shiyaama.”
Artinya, “Siapa saja yang tidak berniat puasa pada malam hari sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.”
Sementara itu, untuk niat puasa sunnah bisa dilaksanakan sebelum matahari terbit dan belum melakukan perkara yang membatalkannya. Misalnya, seperti makan, minum dan segala sesuatu yang bersifat membatalkan puasa.
ADVERTISEMENT
Hal ini didasarkan pada riwayat yang disampaikan Muslim dan Abu Daud tentang yang diceritakan oleh Aisyah ra. Bahwasanya, Rasulullah SAW bertanya padanya, “Apakah ada makanan?” Lalu Aisyah menjawab, “Tidak.” Lalu, Rasulullah bersabda, “Kalau begitu, aku puasa.”

Lafal Niat Puasa Ramadhan

Jika mengacu pada mazhab Syafi’I, niat puasa ramadhan wajib di dalam hati dan dilakukan di malam hari. Hal ini dilakukan seperti halnya puasa wajib lain seperti puasa nazar dan qadha puasa wajib. Adapun niat puasa ramadhan yaitu sebagai berikut:
Nawaitu shauma ghadin ‘an adha’i fardhi syahri ramadhana hadzihis sanati lillahi ta’ala
Artinya, “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta’ala.”
Kata “ramadhana” dalam niat puasa ramadhan dianggap sebagai mudhaf ilaihi. Sehingga, hal ini menjadikannya diakhiri dengan fathah yang jadi tanda jar/khafadh-nya. Sedangkan kata sanati ditutup dengan kasrah karena lil mujawarah. Wallahua’lam bissawab.
ADVERTISEMENT