Konten dari Pengguna

Lebaran di Indonesia Memiliki Beragam Tradisi Unik, Loh!

25 September 2020 8:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Lebaran, sejumlah umat Islam akan menunaikan ibadah shalat Id di masjid atau lapangan. Setelah itu, mereka akan memanjatkan doa-doa dan bersiap untuk bersilaturahmi ke tetangga dan sanak saudara.
ADVERTISEMENT
Tetapi, tradisi tersebut ditangguhkan, ibadah shalat Id dilakukan di rumah masing-masing dan orang-orang menghindari kegiatan berjabat tangan. Hal ini dikarenakan untuk memutus rantai penyebaran COVID-19.

Indonesia Memiliki Beragam Tradisi Unik Saat Lebaran

Tumbilotohe
Doc : Kumparan
Tradisi ini telah berlangsung sejak abad XV masehi. Untuk melangsungkan tradisi ini, masyarakat setempat akan memasang lampu sejak tiga malam terakhir menjelang Idul Fitri. Awalnya, tradisi Tumbilotuhe dilakukan untuk memudahkan warga memberikan zakat fitrah di malam hari di mana saat itu penerangan berasal dari lampu yang terbuat dari damar dan getah pohon.
Kemudian, lampu diganti dengan minyak kelapa dan kemudian beralih menjadi minyak tanah. Saat ini, tradisi pemasangan lampu sudah dilakukan dengan berbagai bentuk dan warna yang meriah. Lampu tidak hanya dipasang di rumah, tetapi di sejumlah tempat umum hingga di ladang.
ADVERTISEMENT
Perang Topat
Doc : Kumparan
Ketupat memang menjadi kudapan khas saat Lebaran. Namun, di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), ketupat dijadikan sebagai alat kerukunan antar umat Hindu dan Islam di Lombok. Hal tersebut dikarenakan adanya tradisi Perang Topat atau Perang Ketupat. Tradisi ini memiliki ciri khas dengan saling melempar ketupat.
Namun, Perang Topat saat Lebaran umum disebut sebagai Lebaran Topat. Setelah berdoa dan bersiarah, masyarakat akan melaksanakan Perang Topat di Makam Loang Baloq di kawasan Pantai Tanjung Karang dan Makam Bintaro di kawasan Pantai Bintaro.
Grebeg Syawal
Doc : Kumparan
Grebeg Syawal merupakan sebuah ritual Keraton Yogyakarta dalam memperingati Idul Fitri yang dilangsungkan tepat pada 1 Syawal. Sejumlah masyarakat percaya, Gunungan Grebeg membawa berkah dan ketenteraman. Diketahui, upacara tersebut diawali dengan keluarnya Gunungan Lanang (Kakung) dan dibawa ke Masjid Gede Keraton Ngayogyakarta untuk didoakan.
ADVERTISEMENT
Gunungan Lanang terbuat dari sayur-mayur dan hasil bumi lainnya. Dalam tradisi lebaran ini, Gunungan Lanang dikawal oleh prajurit keraton. Pengawalan dilakukan karena sayur-mayur dan hasil bumi ini nantinya akan diambil secara berebutan oleh masyarakat.
(RN)