Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Lirik Lagu Gundul Gundul Pacul serta Makna dan Penjelasannya
1 September 2021 9:29 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Lagu gundul-gundul pacul merupakan salah satu lagu tradisional khas Jawa Tengah yang termasuk dalam tembang dolanan. Dalam beberapa sumber disebutkan, lagu Gundul-gundul pacul merupakan tembang yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga sekitar tahun 1400-an. Jika diperhatikan, lagu gundul-gundul pacul ini bersifat jenaka tapi sebenarnya memiliki makna yang luar biasa dan merupakan sebuah sindiran dan nasihat bagi para penguasa.
ADVERTISEMENT
Lirik Lagu Gundul-Gundul Pacul
Berikut adalah lirik lagu gundul-gundul pacul:
Makna Lagu Gundul-Gundul Pacul
Dari lagu tersebut sebenarnya terkandung makna yang luar biasa dan masih relevan hingga sekarang. Kata gundul dalam lagu ini mengandung makna seorang pemimpin yang sudah kehilangan mahkotanya, dan pacul seperti dikutip dari buku Pemimpin Ideal dalam Persepektif Syair Gundul-Gundul Pacul, Indra Saputra) (2016) melambangkan empat indera manusia yang tidak dipergunakan dengan baik yaitu mata, telinga, hidung, dan mulut. Sehingga menjadi gembelengan atau congkak, sombing dan tidak hati-hati.
Pada lirik selanjutnya yaitu Nyunggi wakul memiliki arti membawa bakul atau tempat nasi di atas kepala seseorang. Makna dari lirik ini yaitu banyak pemimpin yang lupa bahwa dirinya sedang mengemban amanat yang diibaratkan dengan bakul nasi di kepalanya.
ADVERTISEMENT
Wakul merupakan lambang kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan yang dimaksud adalah kekayaan, sumberdaya, dan lain sebagainya. Hal ini berarti bahwa kepala yang merupakan kehormatan masih berada di bawah bakul milik masyarakat. Namun sayangnya, masih banyak pemimpin yang bersikap angkuh terhadap masyarakat yang dipimpinnya. Padahal, kedudukannya tidak lebih tinggi dari rakyatnya yang dipimpin.
Wakul ngglimpang memiliki arti jatuhnya bakul di atas kepala. Segane dadi sak latar memiliki arti nasi yang berada di dalam bakul tersebut jatuh dan berserakan. Hal ini bermakna bahwa, jika seorang pemimpin bersifat sombong dan semena-mena, maka sumber daya tidak akan terdistribusi dengan baik. Inilah yang menyebabkan terjadinya kesenjangan bagi masyarakat.
Kemudian, ibarat nasi yang telah berserakan dan tumpah di tanah tentunya tidak bisa dimakan lagi. Begitupun dengan amanat yang diemban pemimpin yang gembelengan, maka tidak akan bertahan lama dan akan gugur amanatnya.
ADVERTISEMENT
Itulah lirik lagu gundul-gundul pacul yang memiliki makna luar biasa terutama bagi para pemimpin agar tidak menjadi sombong dan menyesal pada akhirnya. (WWN)