Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Makna dan Properti Tari Turuk Langgai, Tari Tradisional Asal Mentawai
1 September 2021 9:16 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu daerah yang memiliki warisan budaya yang sangat khas di wilayah Sumatra adalah Pulau Mentawai. Selain memiliki keindahan alam, Mentawai juga memiliki beberapa warisan budaya yang wajib kita lestarikan bersama. Salah satu warisan budaya tersebut adalah seni tari, tepatnya adalah tari Turuk Langgai. Meskipun eksistensinya tidak sebesar tari-tari dari tanah Minang lainnya seperti tari Piring, tari Pasamban atau tari Payung namun tari Turuk Langgai ini memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Mentawai.
ADVERTISEMENT
Seni Tari Turuk Langgai
Dikutip dari buku Fakta Menakjubkan Tentang Indonesia: Wisata Sejarah, Budaya, dan Alam di 33 Provinsi, Navita Kristi, dkk (2012: 12) tari Turuk Langgai yang berasal dari Mentawai adalah salah satu seni tari yang kuat ikatannya dengan alam. Tari khas suku Mentawai ini mencerminkan mengenai perilaku hewan dan mengandung nilai luhur yang penting bagi masyarakat Mentawai. Karena sudah sejak zaman dahulu masyarakat Mentawai sudah menggantungkan kehidupan mereka dengan cara berburu di laut atau menjadi nelayan. Hal ini juga dipengaruhi oleh letak geografis dari pulau Mentawai sendiri.
Sejak awal kemunculannya, Tari Turuk Laggai menjadi bagian dari upacara pengobatan, yang melibatkan dukun (Sikerei). Prosesinya dilakukan pada malam hari, karena mereka percaya bahwa komunikasi antara roh gaib dengan para Sikerei akan berjalan lebih lancar. Seiring berkembang zaman, akhirnya sekarang tarian ini dijadikan hiburan.
ADVERTISEMENT
Properti Tari Turuk Langgai
Seperti pada seni tari umunya tari Turuk Langgai dalam pementasannya juga menggunakan beberapa properti pendukung. Di antaranya adalah manik-manik merupakan aksesoris pengikat yang diletakkan di kepala si penari (Sikerei). Bulu unggas juga diletakkan di kepala, sedangkan dedaunan dipegang di kedua tangan sembari menari, dan juga diselipkan di punggung bagian belakang sebagai ekor. Manik-manik, dedaunan dan bulu unggas. Ketiga properti ini memiliki fungsi dan perannya masing-masing. Selain 3 properti ini, Sikerei juga mengenakan berbagai macam motif kalung.
Demikian ulasan mengenai tari Turuk Langgai dari Mentawai dan juga properti tari luruk langgai yang digunakan. (WWN)