Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Makna dan Sejarah Hari Bela Negara Indonesia
17 Desember 2021 10:13 WIB
ยท
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sejarah Hari Bela Negara
Dikutip dari laman resmi Kementerian Pertahanan (https://www.kemhan.go.id/) sejarah hari bela negara Indonesia dilatarbelakangi oleh penunjukkan Kota Bukittinggi sebagai Ibu Kota negara Indoneisa setelah Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda atau dikenal dengan peristiwa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dibentuk pada tanggal 19 Desember 1948 di Bukittinggi, Sumatra Barat oleh Syafrudding Prawiranegara.
Kota Bukittinggi semula merupakan pasar (pekan) bagi masyarakat Agam Tuo. Kemudian setelah kedatangan Belanda, kota ini menjadi kubu pertahanan mereka untuk melawan Kaum Padri. Pada tahun 1825, Belanda mendirikan benteng di salah satu bukit yang dikenal sebagai benteng Fort de Kock, sekaligus menjadi tempat peristirahatan opsir-opsir Belanda yang berada di wilayah jajahannya. Pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, kawasan ini selalu ditingkatkan perannya dalam ketatanegaraan yang kemudian berkembang menjadi sebuah stadsgemeente (kota) dan berfungsi sebagai ibu kota Afdeeling Padangsche Bovenlanden dan Onderafdeeling Oud Agam. Karena sejarah panjang dari Kota Bukittinggi itulah maka ditunjuk menjadi ibu kota negara setelah Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda.
ADVERTISEMENT
Peristiwa ditunjukkan Bukittinggi sebagai ibu kota negara ini kemudian diperingati sebagai hari bela negara , hal ini berdasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia tanggal 18 Desember 2006. Untuk mengenang sejarah perjuangan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), pemerintah Republik Indonesia membangun Monumen Nasional Bela Negara di salah satu kawasan yang pernah menjadi basis PDRI dengan area seluas 40 hektare, tepatnya di Jorong Sungai Siriah, Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.
Itulah sejarah hari bela negara Indonesia yang diperingati setiap tanggal 19 Desember. (WWN)