Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Makna Peristiwa Rengasdengklok bagi Proklamasi Kemerdekaan
2 Desember 2021 18:10 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penting yang terjadi sebelum proklamasi kemerdekaan. Peristiwa ini adalah bentuk pengamanan terhadap Soekarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok (Karawang). Tujuannya agar menjauhkan kedua tokoh tersebut dari pengaruh Jepang. Lantas, apa makna peristiwa Rengasdengklok bagi proklamasi kemerdekaan? Simak jawabannya di bawah ini.
ADVERTISEMENT
Peristiwa Rengasdengklok mempunyai kaitan yang erat dengan detik-detik kemerdekaan Indonesia yang dipicu dari perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda. Terdapat dua alasan mengapa Rengasdengklok dijadikan sebagai tempat penculikan Soekarno-Hatta adalah karena lokasinya yang berada di pedalaman dan dianggap sebagai tempat yang tepat untuk mengamankan Soekarno-Hatta.
Sebelum penculikan berlangsung, pada saat itu Sutan Syahrir sudah lebih dulu mendengar berita kekalahan Jepang dan segera meneruskan berita tersebut kepada golongan muda. Akhirnya, dilaksanakan sebuah rapat di Laboratorium Mikrobiologi di Pegangsaan Timur, Cikini hingga menghasilkan keputusan untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Makna Peristiwa Rengasdengklok bagi Proklamasi Kemerdekaan
Menurut buku Seri Pengenalan Tokoh: Sekitar Proklamasi Kemerdekaan karya Riris Sarumpaet (2010), makna peristiwa Rengasdengklok bagi proklamasi kemerdekaan ada dalam diri bangsa Indonesia. Kobaran semangat yang sangat luar biasa dalam diri golongan muda berhasil memunculkan adanya desakan untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, peristiwa Rengasdengklok juga dimaknai sebagai semangat persatuan bangsa Indoensia. Sikap gotong royong golongan pemuda saat mendesak dua tokoh bangsa merupakan sikap yang patut dicontoh oleh bangsa Indonesia selagi kegiatan tersebut dilakukan demi kepentingan negara Indonesia. Sikap yang tercermin dari golongan muda tersebut menunjukkan bahwa nilai pancasila sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia menjadi nilai yang memang perlu dijunjung tinggi agar Indonesia agar bisa tetap bersatu dan merdeka.
Oleh karena itu, meskipun ‘penculikan’ dipandang sebagai hal yang buruk, namun ternyata pada akhirnya dapat memberikan dampak yang positif bagi bangsa Indonesia. Jadi, sudah sepantasnya kita sebagai generasi penerus bangsa, harus senantiasa tetap menunjung tinggi kemerdekaan Indonesia. Tidak hanya sekadar melalui ucapan, tetapi juga sikap dan penanaman semangat kemerdekaan dalam diri supaya Indonesia bisa terus mempertahankan kemerdekaannya. (Anne)
ADVERTISEMENT