Mengapa Fabiayyi Ala Irobbikuma Tukadziban Diulang 31x dalam Surat Ar Rahman?

Konten dari Pengguna
4 Januari 2021 10:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Fabiayyi Ala Irobbikuma Tukadziban, Foto: Dok. wdrfree.com
zoom-in-whitePerbesar
Fabiayyi Ala Irobbikuma Tukadziban, Foto: Dok. wdrfree.com
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang muslim, pasti sudah tidak asing dengan ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukadziban”. Ayat yang terdapat dalam surat Ar Rahman ini sering disebutkan jika melihat sesuatu yang indah, atau sedang merasakan nikmat yang luar biasa pemberian dari Allah SWT. Namun tahukah kamu jika ayat ini disebutkan sebanyak 31 kali?
ADVERTISEMENT
Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban bisa dibilang menjadi ciri khas dari surat Ar Rahman, karena ayat ini diulang setiap 2-3 ayat sekali hingga disebutkan sebanyak 31 kali. Adapun ayat ini berada di dalam ayat 13, 16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, dan 77.

Arti Ayat Fabiayyi Ala Irobbikuma Tukadziban dalam Surat Ar Rahman

Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban (فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ) memiliki arti “maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan”. Berbeda dengan banyak surat lainnya yang hanya ditujukan untuk manusia, ayat ini ditujukan kepada manusia dan jin. Hal ini karena di dalam kalimat menggunakan kata “Rabbikuma (رَبِّكُمَا)", yang artinya “Tuhan kamu berdua”.
ADVERTISEMENT
Pengulangan kalimat fabiayyi ala irobbikuma tukadziban di dalam surat ke-55 dalam Alquran ini dimaksudkan agar manusia dan jin selalu ingat untuk bersyukur dan tidak kufur terhadap nikmat-nikmat yang dilimpahkan Allah. Seluruh nikmat yang Allah berikan menunjukkan kekuasaan dan rahmat-Nya, sehingga sebagai umat-Nya sudah sepantasnya hanya menyembah Allah Yang Maha Esa.
Maka dari itu, setiap nikmat Allah yang disebutkan di dalam Surat Ar Rahman selalu diiringi dengan kalimat fabiayyi ala irobbikuma tukadziban. Hal ini sebagai bentuk penekanan, mengingatkan kembali, serta memantapkan pemahaman ayat. Pengulangan ini juga sebagai bentuk pengingatan kepada manusia dan jin untuk selalu bersyukur kepada Allah, karena nikmat dari Allah sesungguhnya tidak akan bisa dihitung.
(RYFA)