Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Bercocok Tanam
13 Oktober 2021 17:13 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kehidupan masyarakat Indonesia pada masa bercocok tanam sering disebut juga sebagai masa revolusi kebudayaan karena terjadi perubahan besar pada berbagai corak kehidupan masyarakat praaksara.
ADVERTISEMENT
Hal ini beralasan karena kehidupan masyarakat Indonesia pada masa bercocok tanam mengalami perubahan baik dalam bidang ekonomi, sosial sampai kepercayaan.
Masa bercocok tanam merupakan proses panjang dari usaha manusia prasejarah untuk memenuhi kebutuhan hidup pada periode-periode sebelumnya. Periode ini amat penting dalam sejarah perkembangan dan peradaban masyarakat, karena beberapa penemuan baru berupa penguasaan sumber-sumber alam terjadi pada masa ini.
Melansir dari buku Pengantar Antropologi, Koentjaraningkart, 2005, masa bercocok tanam dimulai sekitar 10.000 tahun lalu, bersamaan dengan Zaman Neolitikum. Jenis manusia pendukung dari periode ini adalah Proto Melayu, antara lain suku Dayak, Toraja, Sasak, dan Nias.
Mengenal Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Bercocok Tanam
Kehidupan masyarakat Indonesia pada masa bercocok tanam mengalami banyak perubahan, namun satu hal yang bisa dipastikan adalah ciri-ciri dari masa bercocok tanam tersebut.
ADVERTISEMENT
Ciri-ciri masa bercocok tanam
Kehidupan masyarakat Indonesia pada masa bercocok tanam dari segi ekonomi mengalami perubahan karena telah berhasil mengolah makanan sendiri (food producing). Masyarakat membuka hutan kemudian menanaminya dengan sayur dan buah untuk mencukupi kehidupan sehari-hari. Binatang buruan yang dulunya mereka tangkap mulai dipelihara dan diternak. Diperkirakan pada masa ini mereka telah mengenal sistem pertukaran barang alias barter.
Sementara dari segi sosial, mereka beralih dari kegiatan mengumpulkan makanan ke kehidupan bercocok tanam. Mereka tidak lagi berpindah-pindah tempat atau nomaden , tetapi menetap di suatu wilayah. Pemilihan tempat tinggal biasanya dipengaruhi oleh sumber air dan dekat dengan alam yang diolahnya. Karena mereka telah hidup menetap, maka akhirnya mereka hidup secara berkelompok dan membentuk perkampungan kecil.
ADVERTISEMENT
Dari penemuan alat pemukul kayu, maka diduga pada masa bercocok tanam ini mereka sudah mengenal pakaian. Pakaiannya terbuat dari kulit kayu dan kulit binatang.
Terakhir, yang menarik dari kehidupan masyarakat Indonesia pada masa bercocok tanam adalah sistem kepercayaannya. Mereka mengenal kepercayaan akan hal gaib dan orang yang meninggal akan memasuki alam lain.
Berkaitan dengan kepercayaan ini, lalu muncul tradisi pendirian bangunan besar yang disebut tradisi megalitik. Secara umum, sistem kepercayaan pada masa ini dapat dibagi ke dalam dua aliran, yaitu animisme (kepercayaan terhadap roh leluhur) dan dinamisme (kepercayaan terhadap benda gaib). (DNR)
ADVERTISEMENT