Konten dari Pengguna

Mengenal Kisah dan Sejarah Sultan Sulaiman Al-Qanuni

31 Januari 2022 20:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sultan Sulaiman. Sumber: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Sultan Sulaiman. Sumber: pixabay.com
ADVERTISEMENT
Sultan Sulaiman Al-Qunoni adalah salah satu sultan termasyhur dari kerajaan Turki Utsmani. Pemerintahan yang dipimpinnya berlangsung selama 48 tahun, dimulai dari tahun 926 H sampai 974 H. Dengan kata lain, ia merupakan sultan terlama dibandingkan dengan sultan-sultan lainnya yang pernah memerintah kerajaan Turki.
ADVERTISEMENT
Selama memerintah negara kekhalifahan Utsmani, ia berhasil menjadikan kerajaan ini begitu kuat dan berkuasa. Hal ini bisa dilihat dari batas-batas wilayah Utsmani yang luasnya belum pernah disaksikan pada masa sebelumnya. Kekuasaan tersebut terbentang ke penjuru negeri dan pengaruhnya meliputi seluruh dunia.

Mengenal Kisah dan Sejarah Sultan Sulaiman Al-Qanuni

Masa Pertumbuhan dan Awal Pemerintahan Sultan Sulaiman
Sultan Sulaiman. Sumber: pixabay.com
Mengutip dari buku Peradaban Turki karya N. Fardhilah (2020), ayah dari Sultan Sulaiman bernama Sultan Salim 1 dan ibunya bernama Hashah. Beliau dilahirkan di kota Trabzon pada tahun 900 H bertepatan dengan 1495 M. semasa kecil, ayahnya memberikan perhatian dan mendidiknya dengan ilmu dan sastra. Jadi, tidak heran jika Sulaiman memiliki ketekunan yang luar biasa.
ADVERTISEMENT
Pada saat ayahnya wafat di tanggal 9 Syawal 926 H atau 22 September 1520 M, Sulaiman kemudian diangkat menjadi raja yang baru untuk menggantikan ayahnya. Sejak itulah ia memegang urusan negara secara langsung dan memainkan peranan utama dengan perpolitikannya. Di awal pelantikannya, ia membuka khotbah dengan membaca Surat An Naml ayat 30 yang berbunyi sebagai berikut.
Dalam masa pemerintahannya, ia benar-benar total memenuhi setiap tanggung jawabnya sebagai kepala negara. Bahkan ia berhasil memperluas pengaruh kerajaan, mengalahkan pihak asing yang hendak mencampuri urusan kerajaan, serta menertibkan wilayah yang hendak melepaskan diri dari otoritas Utsmani.
ADVERTISEMENT
Mereka mengira karena usia Sultan Sulaiman yang pada saat itu masih muda, yakni 26 tahun adalah waktu yang tepat untuk mewujudkan ambisi dan keinginan mereka. Sayangnya, Sulaiman justru sudah memiliki kekuatan dan kematangan dalam memimpin.
(Anne)