Mengenal Mosi, Salah Satu Unsur Penting di dalam Debat

Konten dari Pengguna
13 Juli 2021 9:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mosi adalah Unsur Penting di dalam Debat, Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Mosi adalah Unsur Penting di dalam Debat, Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Kamu pasti pernah mendengar istilah “mosi tidak percaya”, bukan? Dilansir dari E-Modul Kemdikbud Kelas X, mosi adalah pernyataan alias sudut pandang terhadap suatu kasus.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, dilansir dari situs resmi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mosi adalah keputusan rapat yang terbagi menjadi 2, yaitu mosi kepercayaan dan mosi tidak percaya.
Setelah RUU Cipta Kerja disahkan menjadi Undang-Undang, istilah “mosi tidak dipercaya” langsung mencuat ke publik, karena banyak yang menganggapnya tidak berpihak kepada rakyat.

Mosi di dalam Ajang Perdebatan

Di dalam ajang perdebatan, mosi adalah topik yang akan diperdebatkan oleh para peserta debat. Sebelum melaksanakan debat, harus ada mosi atau topik yang diperdebatkan. Perdebatan tidak bisa berjalan apabila tidak ada mosi atau topik yang akan diperdebatkan, berikut syarat mosi di dalam perdebatan:
a. Mosi harus menarik
b. Mosi harus berfokus pada suatu peristiwa
c. Mosi umumnya harus memiliki solusi yang bisa ditemukan
ADVERTISEMENT
d. Mosi harus memiliki keseimbangan antara pro dan kontra, sehingga bisa diperdebatkan
Contoh mosi di dalam perdebatan:
“Penggunaan telepon seluler bisa membahayakan manusia, terutama ketika berkendara.”
Tim positif bertugas untuk mendukung mosi yang ditentukan, sementara tim negatif bertugas untuk menentang mosi tersebut.

Penggunaan Mosi Tidak Percaya terhadap Pemerintah

Mosi adalah Unsur Penting di dalam Politik, Foto: Freepik
Selain di dalam ajang perdebatan, di dalam dunia politik, mosi tidak percaya adalah bentuk pernyataan tidak percaya dari Dewan Perwakilan Rakyat terhadap kebijakan pemerintah. Sementara itu, mosi kepercayaan adalah mosi yang menyatakan bahwa wakil rakyat memercayai kebijakan pemerintah.
Secara historis, mosi tidak percaya sudah sering terjadi pada abad ke-19, tetapi sejak tahun 1900-an, suara itu mulai jarang digunakan. Tradisi ini telah dimulai sejak tahun 1782 setelah kekalahan pasukan Britania di dalam pertempuran Yorktown (1781). Pada Perang Revolusi Amerika, Parlemen Kerajaan Britania Raya memutuskan bahwa mereka tidak lagi percaya kepada Perdana Menterinya saat itu, Lord North. Menanggapi hal itu, Lord North lantas mengirimkan surat pengunduran dirinya kepada Raja George III.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan sejarah tersebut, tidak heran jika mosi tidak percaya dapat dijadikan sebagai instrumen kontrol politik yang paling ketat. Dilansir dari situs resmi Republic of Austria, Anggota Dewan Nasional bisa menarik kepercayaan dari Pemerintah Federal atau beberapa anggotanya dengan resolusi (putusan) yang berlaku. Di dalam hal ini, Pemerintah Federal atau Menteri akan dibebastugaskan dari jabatannya. Atas dasar itu, mosi tidak percaya pun dijadikan pola pengawasan dan pertanggungjawaban di dalam sistem pemerintahan parlementer.
Usai mengajukan mosi tidak percaya, parlemen dapat mendesak untuk membentuk pemerintahan baru. Di Indonesia sendiri, mosi tidak percaya sempat beberapa kali terjadi, tetapi bukan dari DPR kepada pemerintah, melainkan diajukan oleh para mahasiswa terkait pembatalan revisi UU KPK pada September 2019, akibat munculnya Undang-Undang baru yang tidak berpihak kepada rakyat.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, di dalam ajang perdebatan, mosi adalah topik yang akan diperdebatkan, sedangkan di dalam dunia politik, mosi adalah keputusan rapat yang menyatakan pendapat para anggota rapat dan terbagi menjadi mosi kepercayaan dan mosi tidak percaya.(BRP)