Konten dari Pengguna

Mengenal Tari Turuk Langgai Asal Suku Mentawai

31 Agustus 2021 17:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tari Luruk Langgai, sumber foto: https://www.flickr.com/
zoom-in-whitePerbesar
Tari Luruk Langgai, sumber foto: https://www.flickr.com/
ADVERTISEMENT
Tari Turuk Langgai adalah sebuah kesenian yang berasal dari provinsi Sumatera Barat, tepatnya di pulau Mentawai. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Mentawai dan Alam adalah dua unsur yang tidak bisa dipisahkan. Mayoritas tradisi dan adat di sana pasti berkombinasi dengan hal yang berbau alamiah, tidak terkecuali properti yang digunakan tari Turuk Langgai ini.
ADVERTISEMENT
Eksistensi tari Turuk Langgai ini memang tidak sepopuler tarian lainnya di Ranah Minang seperti Tari Piring, Pasambahan ataupun tari Payung, tapi bagi warga Mentawai, keberadaannya selalu dilestarikan sebagai budaya yang bersejarah.

Mengenal Lebih Dalam Tentang Tari Turuk Langgai Suku Mentawai

Tari Turuk Langgai asal suku Mentawai ini adalah salah satu kesenian tari yang sangat kuat ikatannya dengan alam. Ini bisa terlihat dengan jelas dari gerakan Tari Turuk Langgai, Gerakannya banyak diangkat dari lingkungan sekitar yang menirukan gerakan-gerakan hewan.
Menurut buku Fakta Menakjubkan Tentang Indonesia, navita Kristi, dkk, 2012, berdasarkan beberapa penelitian, tarian ini muncul pada sekitar abad ke-17, artinya sudah berusia lebih dari 300 tahun. Sejak awal, tari Turuk Langgai merupakan bagian dari upacara pengobatan, yang melibatkan dukun (Sikerei).
ADVERTISEMENT
Biasanya prosesi tarian ini dilakukan pada malam hari, karena masyarakat Mentawai percaya bahwa komunikasi antara roh gaib dengan para Sikerei akan berjalan lebih lancar di waktu tersebut. Tapi, seiring dengan perkembangan zaman, sekarang tarian ini lebih sering dijadikan sebagai hiburan.
Properti yang digunakan tari Turuk Langgai ini, antara lain:
Manik-manik merupakan aksesoris pengikat yang diletakkan di kepala si penari (Sikerei).
Dedaunan dipegang di kedua tangan sambil menari, dan juga diselipkan di punggung bagian belakang sebagai ekor.
Bulu unggas gunanya untuk diletakkan di kepala.
Ketiga properti ini memiliki fungsi dan perannya masing-masing. Selain 3 properti ini, Sikerei juga mengenakan berbagai macam motif kalung.
Dalam Tari Turuk Langgai ini, dikenal adanya istilah “disetujui atau tidak”. Bila upacara disetujui oleh roh-roh halus, maka boleh dilanjutkan. Bila tidak, maka akan berisiko didatangi roh-roh jahat yang akan membawa bencana, seperti penyakit hingga kematian.
ADVERTISEMENT
Untuk mengetahui jawaban dari roh, ada caranya yakni dari tiga lembar usus ayam. Jika pada usus terlihat bercak hitam, tidak ada tanda-tanda berwarna merah, usus lurus dan bulat segar ketika dibentangkan, maka artinya roh telah merestui. Setelah itu acara boleh dilanjutkan, semua akan baik-baik saja dan tidak akan ada yang sakit.
Semua tari tradisional di Indonesia pasti memiliki fungsi dan tujuan selain memiliki sejarah yang menjadi latar belakang. Begitu pula dengan tari Turuk Langgai ini. Tujuan dilakukan tari Turuk Langgai adalah untuk menghibur roh gaib, agar roh gaib itu tidak meninggalkan yang ada di tubuh pasien. Karena jika roh tersebut pergi, maka si pasien akan meninggal dunia.
Bukan hanya itu, tari Turuk Langgai khas Mentawai ini juga berfungsi sebagai penyampai nilai-nilai luhur untuk semua masyarakat, misalnya seperti nilai persatuan, kemakmuran, cinta kasih dan perdamaian antar suku. (DNR)
ADVERTISEMENT