Obat Virus Corona yang Sedang Diteliti Dunia

Konten dari Pengguna
17 Agustus 2020 15:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Doc : Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Doc : Kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Semakin merebaknya pandemi virus corona atau covid 19 di seluruh belahan dunia memaksa para dokter, perawat dan peneliti menjadi garda terdepan untuk memeranginya dengan menemukan obat virus corona tersebut. Lalu, obat jenis apa saja yang memiliki potensi mengatasi virus corona?
ADVERTISEMENT
Umumnya, hampir sebagian besar penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari berbagai negara menunjukan bahwa obat-obat yang kini tengah diteliti keampuhannya berasal dari obat-obatan yang telah lama diproduksi dengan berkaca pada kasus pandemi di masa lalu.

Beberapa Jenis Obat Virus Corona yang Dipakai Saat Ini

Seperti yang diketahui, di masa lalu dunia juga pernah mengalami masa pandemi yang menyerang sendi-sendi kehidupan manusia, seperti Malaria, sindrom pernapasan akut (SARS), sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) dan HIV. Dari kejadian luar biasa atau pandemi di masa lalu tersebutlah, berbagai obat-obatan ditemukan untuk mengantisipasinya.
Meskipun hingga saat ini belum ada satu pun hasil penelitian yang menjadikan obat dengan spesifikasi khusus secara klinis dapat mengatasi virus corona, namun ada beberapa obat yang digunakan di seluruh rumah sakit di dunia untuk membantu penyembuhan para pasien yang terinfeksi virus corona.
ADVERTISEMENT
Fosfat chloroquine merupakan obat antimalaria dan penyakit autoimun yang banyak digunakan oleh pengobatan medis di dunia dan telah digunakan secara klinis lebih dari 70 tahun. Di Indonesia, obat ini lebih dikenal dengan Pil Kina.
Kaletra merupakan kombinasi dua obat antivirus yakni lopinavir dan ritonavir yang umumnya digunakan membantu melawan para pasien HIV. Cara kerja lopinavir secara klinis dibutuhkan untuk mencegah enzim virus untuk memotong protein penting yang merupakan kunci reproduksi HIV, sedangan ritonavir berfungsi untuk meningkatkan konsentrasi lopinavir dalam sel.
Remdesivir obat ini telah dikembangkan secara massal pasca merebaknya Ebola, meski belum terbukti efektif mampu melawan Ebola. Namun, remdesivir sudah terbukti memiliki beberapa efek terhadap MERS dan SARS dalam lini sel dan pengujian hewan terbatas. Beberapa obat virus corona tersebut masuk dalam daftar peneliti di dunia dan tengah dikembangkan hasil penelitiannya. (Riska Ngilan)
ADVERTISEMENT