Passing Grade Perguruan Tinggi Negeri Bukan Acuan Kelolosan Mahasiswa Baru

Mahasiswa Baru, Foto: Dok. Rangkang Aulia

Passing grade perguruan tinggi seringkali dijadikan tolok ukur untuk penerimaan mahasiswa baru. Namun, beberapa sumber menyebutkan bahwa passing grade bukanlah acuan yang valid untuk penerimaan mahasiswa baru. Ada beberapa faktor juga yang harus dipertimbangkan selain passing grade, seperti kuota dan keketatan.

Kuota adalah daya tampung yang disediakan oleh perguruan tinggi untuk penerimaan mahasiswa baru tiap periodenya. Jumlah kursi kosong tiap perguruan tinggi pun berbeda bergantung pada jalur masuk saat periode penerimaan mahasiswa baru, entah dari SNMPTN, SBMPTN atau bahkan Ujian Mandiri.

Daya tampung yang disediakan oleh perguruan tinggi dengan banyaknya jumlah peminat yang mendaftar akan berpengaruh terhadap keketatan setiap prodi. Tingkat ketetatan prodi dapat dihitung dari daya tampung dan banyaknya jumlah peminat pada prodi tersebut. Semakin tinggi keketatan sebuah prodi, maka akan semakin kecil tingkat presentasenya.

Passing Grade Perguruan Tinggi tidak pernah Dipublikasikan secara Resmi

Passing grade adalah presentase nilai yang seringkali digunakan sebagai acuan para mahasiswa baru untuk masuk ke jurusan atau prodi tertentu di jenjang perguruan tinggi. Nilai passing grade ini sayangnya tidak pernah secara resmi dipublikasikan oleh pihak perguruan tinggi.

Paresentase passing grade pun juga selalu berubah setiap tahunnya, bergantung pada jumlah peminat dan daya tampung yang disediakan oleh perguruan tinggi tersebut. Passing grade yang beredar meluas di tempat les biasanya hanya analisa dari pihak penyelenggara bimbingan belajar tersebut. Maka tidak heran, jika nilai passing grade setiap lembaga bimbingan belajar berbeda-beda.

Jadi, jangan sepenuhnya menggunakan passing grade sebagai acuan untuk masuk ke prodi atau jurusan kuliah idaman kamu ya. Karena passing grade tidak akan menjamin kamu pasti diterima di jurusan tersebut. Tetap semangat ya! (RDY)