Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Pengertian dan Contoh Tembang Macapat Pocung dalam Bahasa Jawa
11 Februari 2022 15:20 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 10 April 2023 16:30 WIB
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tembang pocung adalah salah satu jenis tembang macapat yang termasuk urutan tembang terakhir dalam kumpulan tembang macapat. Tembang ini mengandung makna tentang perjalanan hidup manusia . Apa saja contoh tembang pocung?
ADVERTISEMENT
Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai pengertian dan contoh tembang macapat pocung yang bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran.
Pengertian Tembang Pocung
Dalam bahasa Jawa , kata pocung berasal dari kata "pocong" yang merupakan fase manusia mengalami kematian usai jasad mengalami proses dimandikan. Selanjutnya, jasad dibungkus menggunakan kain kafan yang disebut dengan dipocong, lalu dikuburkan.
Pocung adalah tembang macapat yang mendeskripsikan tentang perjalanan hidup manusia paling akhir di dunia. Tembang pocung mempunyai filosofi tentang suatu ritual saat melepaskan kepergian seseorang yang telah meninggalkan jasadnya.
Mengutip buku Filsafatku oleh Wafa Aldawamy (2020), tembang pocung terdiri atas 4 baris dengan susunan I-12-u, II-6-a, III-8-i, dan IV-12-a.
Tembang pocung seakan mengingatkan bahwa manusia telah berpulang ke pangkuan Tuhan dan akan mempertanggungjawabkan segala perbuatannya semasa di dunia.
ADVERTISEMENT
Contoh Tembang Pocung dan Artinya
Berikut adalah beberapa contoh tembang pocung dan artinya yang penuh pesan moral.
1. Tema Pendidikan
Ngelmu iku kalakone kanthi laku
Lekase lawan kas
Tegese kas nyantosani
Setya budaya pangekese dur angkara
Artinya:
Ilmu itu hanya dapat diraih dengan cara dilakukan dalam perbuatan
Dimulai dengan kemauan
Artinya kemauan yang menguatkan
Ketulusan budi dan usaha adalah penakluk kejahatan
2. Tema Kemanusiaan
a) Beda lamun kang wus sengsem reh ngasamun
Semune ngaksama
Sasamane bangsa sisip
Sarwa sareh saking mardi martatama
Artinya:
Tetapi berbeda dengan yang sudah suka menyepi
Tampak sifat pemaaf
Antar manusia yang penuh salah
Selalu sabar dengan jalan mengutamakan sikap rendah hati
b) Durung becus kesusu selak besus
ADVERTISEMENT
Amaknani rapal
Kaya sayid weton mesir
Pendhak pendhak angendhak Gunaning jalma
Artinya:
Belum mumpuni tergesa-gesa untuk berceramah
Mengartikan hafalan
Seperti sayid dari Mesir
Setiap saat meremehkan kemampuan orang lain
3. Tema Kehidupan
a) Angkara gung neng angga anggung gumulung
Gegolonganira
Triloka lekeri kongsi
Yen den umbar ambabar dadi rubeda
Artinya:
Kejahatan besar di dalam tubuh kuat menggelora
Menyatu dengan diri sendiri
Menjangkau hingga tiga dunia
Jika dibiarkan akan berkembang menjadi bencana
b) Taman limut durgameng tyas kang weh limput
Karem ing karamat
Karana karoban ing sih
Sihing sukma ngrebda saardi pengira
Artinya:
Dalam kabut kegelapan, angkara di hati yang selalu menghalangi
Larut dalam kesakralan hidup
Karena tenggelam dalam kasih sayang
Kasih sayang sukma (sejati) tumbuh berkembang sebesar gunung
ADVERTISEMENT
4. Tema Lingkungan
Resik iku perangan iman satuhu
Melu sabyantua
Program pemrentah sayekti
Lahir batin mbudidaya adipura
Artinya:
Kebersihan adalah sebagian dari iman
Ikut terlibat
Program pemerintah nyata
Membudidaya penghargaan adipura lahir dan batin
Tembang macapat pocung dalam bahasa Jawa dapat dijadikan pembelajaran bagi kita untuk senantiasa mengingat kematian. Sebab, pada dasarnya semua makhluk hidup akan mati, sehingga kita perlu mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin.
(DLA & SFR)