Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Pengertian dan Jenis-jenis Agresi, Penyerangan Suatu Negara Terhadap Negara Lain
10 Desember 2021 14:33 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 14 April 2023 11:31 WIB
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Penyerangan suatu negara terhadap negara lain disebut agresi. Agresi umumnya dikaitkan dengan agresi militer, yaitu tindakan yang dilakukan suatu negara pada negara lain dengan melakukan penyerangan untuk merebut kedaulatan atau kesejahteraan negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Contoh dari agresi militer adalah melakukan genjatan senjata dengan negara lain, memblokade jalan utama di negara lain, dan tujuan utama dari agresi militer adalah penyerangan yang menyakiti fisik dan juga non-fisik (psikis/mental).
Pengertian Agresi
Secara umum, agresi adalah suatu bentuk perilaku fisik maupun lisan yang bersifat negatif yang diawali dengan maksud dan tujuan untuk melukai dan menyakiti orang lain baik secara fisik maupun psikologis.
Beberapa pengertian lain terkait agresi dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Sementara itu, agresi yang bersifat militer didefinisikan sebagai penyerangan suatu negara terhadap negara lain dengan tujuan merusak serta membahayakan objek tersebut.
Agresi biasanya merupakan tindakan yang sudah direncanakan sedemikian rupa guna mencapai tujuan tertentu, seperti ingin menguasai wilayah negara lain atau kolonialisme.
Agresi dapat berupa semua tindakan baik fisik ataupun verbal yang berakibat buruk terhadap suatu negara tertentu.
Penyebab Terjadinya Agresi
Penyebab terjadinya agresi berkaitan erat dengan rasa marah yang terjadi dalam diri individu. Dikutip dari Social Psychology oleh Shelley E. Taylor, dkk., (2009: 15), agresi dapat muncul dengan sebab-sebab berikut:
1. Adanya Serangan dari Orang Lain
Adanya serangan dari orang lain dapat menyebabkan terjadinya agresi. Individu akan secara refleks memunculkan sikap agresif terhadap seseorang yang secara tiba-tiba menyerang atau menyakiti baik secara verbal maupun dengan tindakan fisik.
ADVERTISEMENT
2. Terjadinya Frustrasi
Frustrasi adalah gangguan atau kegagalan dalam mencapai tujuan. Ketika individu mengalami frustrasi, maka akan dapat memunculkan kemarahan yang dapat membangkitkan perasaan agresif.
Frustasi yang menyebabkan agresi juga disebabkan oleh adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan sehingga individu yang bersangkutan merasa kekurangan. Kondisi ini dikenal juga sebagai deprivasi.
3. Ekspektasi Pembalasan
Penyebab lainnya adalah ekspektasi pembalasan atau motivasi untuk balas dendam. Ketika individu yang marah mampu untuk melakukan balas dendam, maka rasa marah akan semakin besar dan kemungkinan untuk melakukan agresi juga bertambah besar.
4. Kompetisi
Agresi yang tidak berkaitan dengan keadaan emosional, tetapi mungkin muncul secara tidak sengaja dari situasi yang melahirkan suatu kompetisi.
Secara khusus, kondisi ini merujuk pada situasi kompetitif yang sering memicu pola kemarahan, pembantahan, dan agresi yang tidak jarang bersifat destruktif (mengarah pada pertentangan atau konflik).
ADVERTISEMENT
Jenis Agresi
Menurut A. H. Buss dan M. Perry dalam jurnal The Aggression Questionnaire yang diterbitkan oleh Journal of Personality and Social Psychology (1992: 452-459), agresi diklasifikasikan ke dalam empat jenis, yaitu:
1. Agresi Rasa Benci
Agresi rasa benci adalah suatu bentuk agresi tidak langsung berupa perasaan benci kepada orang lain maupun sesuatu hal atau karena seseorang tidak dapat mencapai tujuannya.
2. Agresi Mencapai Tujuan
Agresi mencapai tujuan adalah agresi yang ditujukan untuk mencapai suatu tujuan. Agresi ini dianggap sebagai respons yang dipelajari terhadap suatu situasi.
3. Agresi Fisik
Agresi fisik adalah bentuk perilaku agresif yang dilakukan dengan menyerang secara fisik dan bertujuan untuk melukai atau membahayakan orang lain. Perilaku agresif ini ditandai dengan terjadinya kontak fisik antara agresor dan korbannya.
ADVERTISEMENT
4. Agresi Non-fisik
Agresi non-fisik adalah agresi yang tidak melibatkan tindakan fisik, tetapi dapat merugikan dan membahayakan orang lain. Agresi ini bisa berupa intimidasi, boikot, umpatan, sindiran, fitnah, dan sarkasme.
Di Indonesia, pernah terjadi penyerangan atau agresi militer yang dilakukan oleh Belanda yang disebut dengan istilah Agresi Militer Belanda. Agresi Militer Belanda terjadi dua kali di Indonesia, yaitu Agresi Belanda I dan Agresi Belanda II.
Berdasarkan buku Agresi Militer Belanda oleh Abdul Haris Nasution (1978), Agresi Militer Belanda I adalah operasi militer yang dilakukan oleh Belanda pada tanggal 21 Juli 1947 hingga 5 Agustus 1947 yang terjadi di Pulau Jawa dan Sumatera.
Operasi tersebut menjadi bagian aksi polisionil yang dilakukan oleh Belanda dalam rangka mempertahankan pemahaman Belanda atas Perundingan Linggarjati.
ADVERTISEMENT
Sementara, Agresi Militer Belanda II memiliki latar belakang keinginan Belanda untuk menghentikan perjuangan Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya, dengan menyerang Ibukota Indonesia kala itu, yaitu Yogyakarta.
Agresi Militer Belanda II memanfaatkan kelemahan Indonesia pada saat itu yang sedang menghadapi pemberontakan PKI di Madiun dan juga DI/TII di Jawa Barat.
(DNR & SFR)