Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Pengertian dan Tujuan Sakramen Imamat dalam Agama Katolik
26 Januari 2022 17:19 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam agama Katolik, ada yang dinamakan sakramen. Sakramen bisa disebut sebagai inti dari pusat ajaran agama Katolik. Ada 7 sakramen yang ada pada gereja Katolik. Salah satu dari 7 sakramen tersebut, ada yang disebut dengan sakramen Imamat.
ADVERTISEMENT
Melansir dari buku Sakramen-sakramen Gereja, Emmanuel M, 2003, Sakramen imamat atau disebut juga Sakramen Tahbisan mencakup tiga tingkatan, yaitu Tahbisan Diakon, Tahbisan Imam, dan Tahbisan Uskup.
Pengertian dan Tujuan Sakramen Imamat dalam Agama Katolik
Sakramen imamat memberikan pengkudusan bagi mereka yang tertahbis dan memperoleh tugas. Tugas bagi mereka yang sudah ditahbiskan ada tiga yaitu, tugas memimpin (Tugas Rajawi), tugas menguduskan (Tugas Imamat), dan mewartakan (Tugas Kenabian) sesuai dengan kitab dalam perjanjian lama.
Tugas yang diberikan ini dilaksanakan secara terpisah dan dijalankan masing-masing dengan orang-orang yang berbeda. Dalam upacara tahbisan ini biasanya ditandai dengan pengenaan pakaian, pengurapan minyak, dan mempersembahkan kurban .
Apa makna dan tujuan sakramen imamat?
Makna Imamat yang Pertama adalah dalam tradisi gereja katolik sakramen imamat merupakan partisipasi khusus tugas dan jabatan Yesus Kristus yang satu-satunya Imam Agung dan mediator antara Allah dan Manusia. Mereka yang sudah ditahbiskan diharapkan untuk dapat bertindak dalam rangka tugas Yesus dalam pribadi Yesus. Dimana mereka mengambil bagian dalam tri tugas Kristus yaitu sebagi Imam, sebagai Nabi, dan sebagai Raja.
ADVERTISEMENT
Makna Imamat yang Kedua adalah Materai Kekal. Materai Imamat memberikan tanda rohani yang tak terhapuskan dan tidak dapat diulangi. Panggilan Yesus yang diterimanya adalah tanda abadi pada dirinya.
Makna Imamat yang ketiga adalah Rahmat Roh Kudus. Sakramen imamat memberikan rahmat Roh Kudus untuk melaksanakan misi mereka yang ditahbiskan. Rahmat Roh Kudus memberikan daya untuk mencapai tujuan yang menjadi sasaran pelayanannya demi pelayanan terhadap Tuhan dan terhadap sesama. Mereka yang ditahbiskan harus bisa menjadi teladan bagi umat-umatnya dengan keyakinan yang didasarkan persekutuan dan persahabatannya dengan Yesus Kristus.
Makna Imamat yang keempat adalah Komunitas. Sesudah ditahbiskan umumnya seorang Imam tidak dapat berdiri sendiri, ia digabungkan kedalam suatu komunitas. Para imam dapat melaksanakan tugas mereka hanya ketergantungan dan kesatuannya dengan Uskup. Mereka harus bergabung dengan komunitasnya, karena imam membutuhkan imam yang lain dalam tugasnya.
ADVERTISEMENT
Demikian tadi penjelasan mengenai sakramen imamat dalam ajaran agama Katolik. (DNR)