Konten dari Pengguna

Pengertian Fermentasi dan Penambahan Enzim dalam Proses Pengawetan

9 November 2021 18:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi melakukan fermentasi dan penambahan enzim dalam proses pengawetan. Foto: dok. https://unsplash.com/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi melakukan fermentasi dan penambahan enzim dalam proses pengawetan. Foto: dok. https://unsplash.com/
ADVERTISEMENT
Fermentasi dan penambahan enzim merupakan contoh pengawetan secara biologis. Hal tersebut rupanya termasuk ke dalam salah satu cara yang banyak digunakan untuk mengawetkan bahan makanan. Tentunya masih banyak lagi cara mengawetkan bahan makanan yang dapat dilakukan. Untuk mengetahui pengertian fermentasi dan penambahan enzim dalam proses pengawetan secara lengkap, simak pemaparannya dalam artikel berikut.
ADVERTISEMENT

Fermentasi dan Penambahan Enzim dalam Proses Pengawetan Makanan

Agar makanan yang kita simpan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama, biasanya kita melakukan berbagai cara untuk mengawetkan makanan. Saat akan mengawetkan bahan makanan, kita perlu memperhatikan jenis bahan makanan, keadaan makanan hingga cara mengawetkan makanan tersebut agar proses pengawetan dapat dilakukan secara sempurna.
Terdapat banyak cara untuk mengawetkan makanan. Sebagaimana yang dipaparkan dalam buku berjudul Belajar Mandiri IPA Untuk SMP/MTS Berbasis SKS Semester 3 yang disusun oleh Hisbulloh Huda, S.Pd., M.Si., ‎Enki Dani Nugroho, S.Pd., M.Pd., ‎Laily Badi'ah, S.Pd. (2021: 176) yang menyebutkan bahwa pengawetan bahan makanan dapat dilakukan secara fisik, kimia dan biologi.
Ilustrasi proses fermentasi dan penambahan enzim dalam proses pengawetan bahan makanan. Foto: dok. https://unsplash.com/
Lebih rinci, dalam buku tersebut menjelaskan bahwa pengawetan bahan makanan secara fisik dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu pemanasan, pendinginan, pembekuan, pengasapan, pengalengan, pengeringan, dan penyinaran. Sedangkan pengawetan secara kimia dapat dilakukan dengan cara menambahkan bahan atau zat pengawet yang diperbolehkan.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, pengawetan secara biologi dapat dilakukan dengan fermentasi atau peragian, dan juga penambahan enzim, misalnya enzim papain dan enzim bromelin. Sehingga dapat disimpulkan bahwa fermentasi dan penambahan enzim merupakan contoh pengawetan secara biologis.
Pengawetan makanan secara biologis dipaparkan secara rinci dalam buku berjudul Ensiklopedia Rumus Kimia SMP kelas 7,8,9 yang disusun oleh Basyit Badriah, ‎Esa Anggara (2016: 13) yang memaparkan bahwa proses pengawetan secara biologis dapat dilakukan dengan peragian atau fermentasi.
Ilustrasi melakukan fermentasi dan penambahan enzim dalam proses pengawetan bahan makanan agar tahan lama. Foto: dok. https://unsplash.com/
Dalam buku tersebut juga tertulis bahwa peragian atau proses fermentasi merupakan proses perubahan karbohidrat menjadi alkohol. Zat-zat yang bekerja pada proses ini adalah enzim yang dibuat oleh sel-sel ragi. Lamanya proses peragian tergantung dari bahan yang akan diberi ragi.
ADVERTISEMENT
Pemaparan lengkap mengenai fermentasi dan penambahan enzim merupakan contoh pengawetan secara biologi dan juga prosesnya dapat memudahkan kita untuk mengetahui ragam cara pengawetan makanan agar makanan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama. (DAP)