Pengertian, Fungsi, dan Contoh Kramagung dalam Naskah Teks Drama

Kramagung. Sumber: pixabay.com

Kramagung adalah salah satu unsur yang terdapat di dalam naskah teks drama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Kata drama sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti bertindak atau melakukan. Dengan kata lain, drama merupakan tindakan yang dimainkan berdasarkan suatu cerita.

Beberapa unsur yang wajib diperhatikan dalam setiap naskah teks drama antara lain adalah tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, wawancang dan kramagung, konflik, serta tipe drama. Bicara tentang kramagung, sebenarnya fungsi daripada unsur tersebut adalah untuk memberikan petunjuk perilaku atau perbuatan tokoh yang digambarkan dalam drama.

Pengertian Kramagung dalam Naskah Teks Drama

Menurut buku Materi Utama Bahasa Indonesia SMP karya Hari Wibowo (2021:55), pengertian kramagung adalah petunjuk perilaku, tindakan, dan perbuatan yang harus dilakukan oleh tokoh. Jadi, biasanya dalam naskah teks drama, kramagung akan ditulis dalam tanda kurung dan juga dicetak miring. Kramagung akan digunakan sebagai arahan panggung yang mengarahkan bagaimana si aktor harus bergerak dalam pementasan drama.

Kehadiran kramagung dalam sebuah naskah teks drama bertujuan untuk memandu aktor melalui gerakan tubuh mereka. Sebagai contoh, aktor harus mondar-mandir, duduk diam, atau mengambil alat peraga tertentu. Adanya gerakan tubuh ini dapat membantu penonton dalam memahami ekspresi pikiran, perasaan, dan retorika suatu karakter yang ingin diperlihatkan oleh si aktor.

Kramagung. Sumber: pixabay.com

Contoh Kramagung dalam Naskah Teks Drama

Berikut ini adalah contoh penempatan kramagung dalam naskah teks drama.

Anak: [Menangis di tangga halaman rumah sambil memegang secarik surat]

Ibu: [Masuk halaman dan menghampiri anaknya] Anakku, mengapa kamu menangis?

Anak: [Menjerit dan memeluk ibunya] Ibu! [Menangis sesenggukan dalam pelukan]

Ibu: [Membelai anaknya dengan penuh rasa khawatir] Ada apa anakku? Mengapa kamu menangis?

Anak: [Berbicara dengan terbata-bata sambil menyodorkan surat] Barusan tukang pos datang untuk mengantar surat. Dalam surat ini tertulis bahwa ayat meninggal di medan perang.

Ibu: [Tertegun memandang surat]

(Anne)