news-card-video
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Pengertian Konjungsi Penerang, Fungsi, Jenis, dan Contohnya

28 Februari 2025 9:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi membaca konjungsi penerang. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi membaca konjungsi penerang. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Secara umum, pengertian konjungsi penerang adalah kata hubung yang digunakan untuk memberikan penjelasan atau memperjelas bagian tertentu dalam sebuah kalimat.
ADVERTISEMENT
Jenis konjungsi ini sering digunakan untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan lebih mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar.
Dalam bahasa Indonesia, konjungsi penerang biasanya diikuti oleh kata-kata seperti "yaitu", "yakni", "adalah", dan "bahwa". Kata-kata ini membantu menghubungkan klausa atau frasa dalam kalimat agar maknanya lebih jelas.

Fungsi Konjungsi Penerang dalam Bahasa Indonesia

Ilustrasi membaca konjungsi penerang. Foto: Unsplash
Merujuk buku Menilai Karya Melalui Resensi oleh Diah Safitri, penggunaan konjungsi penerang dalam kalimat memiliki beberapa fungsi utama, antara lain:
ADVERTISEMENT

Jenis Konjungsi Penerang

Ilustrasi membaca konjungsi penerang. Foto: Unsplash
Konjungsi penerang dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan penggunaannya dalam kalimat. Mengutip buku Kajian Bahasa: Perspektif Multidisiplin karya Markhamah, berikut beberapa jenis konjungsi penerang dan contohnya:

1. Konjungsi Aditif

Konjungsi ini digunakan untuk menghubungkan dua unsur gramatikal yang sejenis atau memiliki kesamaan. Contohnya, "dan," "serta," dan "lagipula."

2. Konjungsi Disjungtif

Konjungsi ini digunakan untuk menghubungkan dua unsur kalimat yang berlawanan atau memiliki pilihan yang berbeda. Contoh kata-kata dalam konjungsi disjungtif adalah "maupun," "baik... baik," dan "atau entah... entah."

3. Konjungsi Pertentangan

Konjungsi pertentangan adalah kata hubung yang digunakan untuk menunjukkan perbedaan atau pertentangan antara kalimat. Contoh kata hubung dalam konjungsi pertentangan meliputi "sebaliknya," "sedangkan," "tetapi," dan "sementara itu."
ADVERTISEMENT

4. Konjungsi Final

Jenis selanjutnya adalah konjungsi final. Konjungsi ini digunakan untuk menghubungkan dua unsur yang memiliki tujuan atau maksud tertentu. Contoh kata-kata yang tergolong konjungsi final adalah "supaya," "untuk," dan "agar".

5. Konjungsi Waktu

Konjungsi ini menghubungkan kalimat yang memiliki unsur keterangan waktu.

6. Konjungsi Sebab

Konjungsi ini digunakan untuk menghubungkan kalimat yang menjelaskan alasan atau sebab suatu kejadian. Contoh kata hubung dalam konjungsi sebab adalah "karena," "sebab," "karena itu," dan "sebab itu."

7. Konjungsi Syarat

Konjungsi ini menghubungkan kalimat yang memiliki unsur syarat. Contoh konjungsi syarat meliputi "jika," "asalkan," "kalau," dan "apabila."
ADVERTISEMENT

8. Konjungsi Akibat

Konjungsi ini menghubungkan dua kalimat yang memiliki hubungan akibat. Contoh kata-kata dalam konjungsi akibat adalah "akibatnya" dan "sehingga."

9. Konjungsi Perbandingan

Konjungsi perbandingan merupakan konjungsi yang berguna untuk menghubungkan dua kalimat yang melakukan perbandingan antara dua hal. Kata hubung dalam konjungsi perbandingan meliputi "bagaikan," "seperti," "ibarat," dan "seumpama".

10. Konjungsi Tak Bersyarat

Konjungsi ini menghubungkan dua kalimat yang tidak memiliki syarat. Contohnya adalah "biarpun," "meskipun," dan "walaupun."
(NDA)