Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Pengertian Mamaos sebagai Budaya Asli Daerah Cianjur
4 Oktober 2023 21:38 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi pengertian mamaos sebagai budaya asli daerah Cianjur. Foto: Unsplash/Devana Jalalludin](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01hbwp3jwwtd3wzkbyd7b8krng.jpg)
ADVERTISEMENT
Jelaskan pengertian mamaos! Pertanyaan yang satu ini sering ditanyakan banyak orang. Mamaos adalah budaya asli daerah Cianjur yang memadukan antara seni vokal dan seni musik.
ADVERTISEMENT
Seni ini sudah ada sejak dahulu dan bertahan hingga saat ini. Bahkan, pada awalnya, seni ini menjadi cara untuk memanjatkan doa berdasarkan kepercayaan yang dianut masyarakat Sunda pada waktu dulu.
Pengertian Mamaos
Menurut J. Julia dalam Orientasi Estetik Gaya Pirigan Kacapi Indung dalam Kesenian Tembang Sunda Cianjuran di Jawa Barat (2018), seni mamaos cianjuran atau tembang sunda cianjuran adalah sebuah genre seni musik dan vokal yang terlahir di kalangan aristokrasi, dan merupakan seni kalangenan (hiburan), khususnya di lingkungan para menak.
Sebagai sebuah karya seni yang lahir dari kalangan atas, mamaos memiliki estetika yang tinggi disertai dengan etika penyajian yang tinggi pula.
Oleh sebab itu, dapat diklasifikasikan bahwa seni ini merupakan seni adiluhung hasil local genius masyarakat Sunda. Bahkan dalam seni ini pun terlahir secara implisit aturan-aturan yang memayungi segala aspek estetik yang terkandung di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Seni mamaos terdiri atas dua unsur utama, yaitu musik dan vokal. Musik dalam mamaos cianjuran dimainkan oleh seperangkat instrumen (waditra) yakni kacapi indung, kacapi rincik, dan suling atau rebab.
Iringan musiknya biasa disebut dengan istilah "pirigan", sehingga masyarakat Tembang Sunda Cianjuran biasa menggunakan istilah "pirigan kacapi indung" untuk menyebut iringan musik kacapi indung Tembang Sunda Cianjuran.
Terdapat keunikan pada pirigan kacapi indung, sehingga masyarakat Sunda pada umumnya menganggap bunyi kacapi indung sebagai bunyi yang berkaitan dengan keindahan atau bunyi yang bernilai estetik begitu tinggi.
Mamaos lebih banyak menjadi ungkapan puji-pujian akan kebesaran Tuhan dengan apa yang telah diciptakan. Bahkan, mamaos menjadi cara untuk menyiarkan agama Islam menjadi syair.
Sejarah Mamaos
Seni mamaos terbentuk pada masa Bupati Cianjur RAA. Kusumaningrat (1834-1864). Pada mulanya mamaos dinyanyikan oleh kaum pria. Baru pada perempat pertama abad ke-20 mamaos bisa dipelajari oleh kaum wanita.
ADVERTISEMENT
Hal itu terbukti dengan munculnya para juru mamaos wanita, seperti Rd. Siti Sarah, Rd. Anah Ruhanah, Ibu Imong, Ibu O’oh, Ibu Resna, dan Nyi Mas Saodah.
Di masa pemerintahan Bupati RAA Kusumaningrat II (1864-1910), kesenian mamaos mulai menyebar ke daerah lain. Rd. Etje Madjid Natawiredja adalah di antara tokoh yang berperan dalam penyebaran ini. Dia sering diundang untuk mengajarkan mamaos ke kabupaten-kabupaten di Priangan.
Demikianlah penjelasan dari pengertian mamaos sebagai budaya asli Cianjur. Sebagai karya seni yang bernilai harganya, tak mengherankan jika pada tahun 2015, mamaos ditetapkan menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia.(MZM)