Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pengertian Manunggaling Kawula Gusti dalam Budaya Jawa
2 Desember 2021 18:12 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagi masyarakat Jawa , istilah Manunggaling Kawula Gusti merupakan salah satu istilah yang cukup dikenal dalam budaya Jawa. untuk mengetahui apa makna di balik istilah Manunggaling Kawula Gusti tersebut, mari kita simak pemaparan lengkapnya dalam artikel berikut ini.
ADVERTISEMENT
Pengertian Manunggaling Kawula Gusti yang Banyak Digunakan dalam Kebudayaan Jawa
Istilah Manunggaling Kawula Gusti merupakan salah satu istilah dalam bahasa Jawa yang banyak digunakan oleh masyarakat Jawa dalam berbagai aspek kehidupan. Mulai dari kebudayaan bahkan hingga dapat kepercayaan yang dianut oleh mayoritas masyarakat Jawa.
Penggunaan istilah Manunggaling Kawula Gusti dalam kebudayaan Jawa dipaparkan dalam buku berjudul Dharmaning Satriya yang disusun oleh Wawan Susetya (2019: 241) yang menyebutkan bahwa konsep 'Manunggaling Kawula Gusti' digunakan dalam dunia pewayangan dengan menunjukan suasana kedekatan antara hamba dan Sang Khaliq.
Hal tersebut diwujudkan dengan beberapa istilah religius spiritual, seperti jumbuh, gemblenging rasa, sumarah, dan kasunyatan yang berasal dari konsep manunggaling kawula gusti yang dianut masyarakat Jawa.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, pengertian Manunggaling Kawula Gusti juga dijelaskan dalam buku berjudul Demokrasi & Autokrasi yang ditulis oleh Aidul Fitriciada Azhari (2010: 107) memaparkan bahwa manunggaling kawula gusti merupakan tujuan tertinggi dalam hidup manusia , yaitu tercapainya kesatuan antara hamba dan Tuhan yang disembahnya.
Dalam buku tersebut juga dipaparkan bahwa konsep Manunggaling Kawula Gusti merupakan kepercayaan yang dikembangkan oleh kaum priyayi dalam kebudayaan Jawa. kepercayaan tersebut rupanya juga masih dipercayai kebanyakan masyarakat Jawa hingga sampai saat ini.
Manunggaling Kawula Gusti ini rupanya dicetuskan pertama kali oleh seorang tokoh yang dianggap sufi asal Persia yang dikenal dengan julukan Syekh Siti Jenar atau juga dikenal dengan nama Syeh Lemah Abang. Ajaran beliau ini cukup dikenal di kalangan masyarakat Jawa, khususnya raja-raja Jawa yang telah memeluk agama Islam pada saat itu.
ADVERTISEMENT