Konten dari Pengguna

Pengertian Yaumul Ba'ats dalam Ajaran Agama Islam

24 Maret 2021 21:21 WIB
·
waktu baca 7 menit
clock
Diperbarui 24 Mei 2023 11:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kehidupan akhirat. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kehidupan akhirat. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Dalam Islam, seseorang yang telah meninggal dunia akan kembali dibangkitkan oleh Allah SWT setelah datangnya peristiwa kiamat yang sangat dahsyat. Hari dibangkitkannya umat manusia itulah yang disebut dengan Yaumul Ba'ats.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti oleh Muhammad Ahsan dan Sumiyati (2018: 11), ketika Yaumul Akhir (hari kiamat) datang, maka Allah akan membangkitkan setiap manusia dari alam kubur di Hari Kebangkitan atau Yaumul Ba'ats untuk diarahkan menuju Padang Mahsyar.
Yaumul Ba'ats merupakan periode pertama dari Yaumul Akhir. Peristiwa ini terjadi di antara Alam Barzah (alam kubur) dan Yaumul Mahsyar (hari berkumpulnya manusia di padang Mahsyar).

Pengertian Yaumul Ba'ats

Ilustrasi pengertian Yaumul Ba'ats terdapat dalam Alquran. Foto: Unsplash
Yaumul Ba'ats atau dikenal sebagai Hari Kebangkitan adalah suatu hari di mana manusia dibangkitkan kembali dari alam kubur pada waktu kiamat.
Masih banyak manusia yang meragukan adanya hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur. Keraguan manusia tentang hal tersebut telah diungkap oleh Allah dalam Alquran surat An-Nahl ayat 38 yang berbunyi:
ADVERTISEMENT
وَاَقْسَمُوْا بِاللّٰهِ جَهْدَ اَيْمَانِهِمْۙ لَا يَبْعَثُ اللّٰهُ مَنْ يَّمُوْتُۗ بَلٰى وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ
Artinya: "Dan mereka bersumpah dengan (nama) Allah dengan sumpah yang sungguh-sungguh, 'Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati.'
Tidak demikian (pasti Allah akan membangkitkannya), sebagai suatu janji yang benar dari-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui."
Kemudian, Allah menyatakan secara tegas tentang adanya hari dibangkitkannya manusia dalam Alquran surat Al-Qiyamah ayat 3-4 yang berbunyi:
اَيَحْسَبُ الْاِنْسَانُ اَلَّنْ نَّجْمَعَ عِظَامَهٗ ۗ
بَلٰى قٰدِرِيْنَ عَلٰٓى اَنْ نُّسَوِّيَ بَنَانَهٗ
Artinya:
Ayat 3: "Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya?"
Ayat 4: "(Bahkan) Kami mampu menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna."
Setiap umat Muslim diwajibkan memiliki keyakinan yang kokoh dan teguh bahwa kehidupan dunia tidak kekal. Kehidupan yang kekal adalah kehidupan sesudah alam berakhir. Pada saat itulah umat manusia dibangkitkan untuk diminta pertanggungjawaban selama hidup di dunia.
ADVERTISEMENT

Makna Yaumul Ba'ats

Ilustrasi makna Yaumul Ba'ats terkandung dalam Alquran. Foto: Unsplash
Dalam Tahdzibul Lughah yang ditulis oleh Muhammad bin Ahmad bin Al-Azhari menyebutkan bahwa kata البعث yaitu Al-Ba’ts’ atau Al Ba'ats dalam bahasa Arab itu memiliki dua aspek makna.
Pertama, الْإِرْسَال artinya pengutusan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Alquran surat Al-A'raf ayat 103 yang berbunyi:
ثُمَّ بَعَثْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ مُوسَى
Artinya: “Kemudian, Kami utus Musa setelah mereka.”
Makna dari kata بَعَثْنَا (ba’atsnaa) tersebut adalah أرسلنَا (arsalnaa), yang artinya kami telah utus.
Kedua, Al-Ba'ats memiliki makna bahwa Allah menghidupkan kembali orang yang telah mati. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 56 yang berbunyi:
ثُمَّ بَعَثْنَاكُم مِنْ بَعْدِ مَوْتِكُمْ
ADVERTISEMENT
Artinya: “Kemudian, Kami bangkitkan kalian setelah kematian kalian.”
Maksud dari kata بَعَثْنَاكُم (ba’atsnaakum) adalah أحييناكم yang artinya kami hidupkan kalian.
Adapun secara istilah, pengertian Al-Ba’ats adalah Allah menghidupkan orang-orang yang telah meninggal dan mengeluarkan mereka dari kuburnya untuk dihisab dan diberi balasan.
Dalam kitab Al-‘Aqaid Al-Islamiyah yang ditulis oleh Sayyid Sabiq menyebutkan bahwa pengertian Al-Ba’ats adalah pengembalian manusia secara ruh dan jasad sebagaimana di dunia.
Definisi lainnya dari Al-Ba’ats adalah pengembalian jasmani dan dihidupkannya kembali para hamba pada hari kiamat. Kata Al-Ba’ats ini memiliki persamaan makna dengan kata An-Nusyur yang artinya kembali hidup setelah kematian.
Dari beberapa makna di atas, dapat disimpulkan bahwa Yaumul Ba'ats artinya hari dikembalikannya jasmani manusia dan dihidupkan kembali untuk menjalani proses hisab, peradilan, dan pemberian balasan terhadap seluruh hamba Allah pada hari kiamat.
ADVERTISEMENT

Dalil tentang Yaumul Ba'ats

Ilustrasi membaca dalil tentang Yaumul Ba'ats dalam Alquran. Foto: Unsplash
Penjelasan tentang Yaumul Ba’ats sebagai hari kebangkitan umat manusia di kehidupan setelah kematian telah diterangkan oleh Allah lewat firman-Nya dalam beberapa surat di Alquran.
Mengutip laman Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), adapun ayat-ayat Alquran tentang hari kebangkitan beserta penjelasannya dapat ditemukan dalam surat-surat berikut ini.

1. Surat Yasin Ayat 51

وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَإِذَا هُم مِّنَ ٱلْأَجْدَاثِ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يَنسِلُونَ
Artinya: "Lalu ditiuplah sangkakala (yang kedua kalinya), maka seketika itu mereka keluar dari kuburnya (dalam keadaan hidup), menuju kepada Tuhannya.” (QS. Yasin: 51)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa semua makhluk hidup akan binasa dengan tiupan sangkakala yang pertama, lalu tiupan sangkakala kedua untuk membangkitkan mereka dari kematian.
ADVERTISEMENT
Ketika itu, semua makhluk hidup yang telah mati akan keluar dari kuburnya dalam keadaan hidup dan berjalan menuju kepada Tuhannya untuk dihisab dan menerima putusan.

2. Surat Al-Zalzalah Ayat 6

يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ ٱلنَّاسُ أَشْتَاتًا لِّيُرَوْا۟ أَعْمَٰلَهُمْ
Artinya: “Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.” (QS. Al-Zalzalah: 6)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa saat manusia keluar dari kuburnya untuk menuju tempat hisab dalam keadaan berkelompok-kelompok. Kondisi mereka beragam, sebagian merasa tenang dan sebagian yang lain begitu gundah dan ketakutan.
Mereka digiring ke surga atau neraka untuk diperlihatkan kepada mereka balasan semua perbuatannya yang telah Allah janjikan selama di dunia.

3. Surat Ar-Rum Ayat 56

وَقَالَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ وَٱلۡإِيمَٰنَ لَقَدۡ لَبِثۡتُمۡ فِي كِتَٰبِ ٱللَّهِ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡبَعۡثِۖ فَهَٰذَا يَوۡمُ ٱلۡبَعۡثِ وَلَٰكِنَّكُمۡ كُنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ
ADVERTISEMENT
Artinya: “Sungguh, kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit. Maka inilah hari berbangkit itu, tetapi kamu tidak mengetahuinya.” (QS. Ar-Rum: 56)
Ayat tersebut menjelaskan perasaan orang kafir bahwa mereka hidup di dunia sangat singkat tidaklah benar. Itu adalah usaha mereka untuk berbohong di depan Allah. Kebohongan mereka itu dibantah oleh orang-orang yang dikaruniai ilmu dan iman.
Mereka yang telah diberi ilmu dan iman mengisi hidupnya dengan perbuatan baik sebagai persiapan untuk menghadapi hari kebangkitan tersebut. Oleh sebab itu, mereka tidak merasa masa hidup mereka di dunia singkat, tetapi cukup.

Hikmah Mengimani Hari Akhir

Ilustrasi seorang Muslim yang membaca ayat Alquran mengenai Hari Akhir. Foto: Pexels
Keyakinan akan adanya Hari Akhir merupakan salah satu dari rukun iman dalam Islam. Melalui keyakinan ini, umat Muslim memperoleh banyak hikmah dan manfaat yang bisa diambil.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Akidah dan Akhlak untuk Kelas IX Madrasah Tsanawiyah oleh Taofik Yusmansyah (2008: 11-12), berikut adalah beberapa hikmah mengimani Hari Akhir bagi umat Muslim.

1. Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan

Kepercayaan terhadap adanya Hari Akhir akan membuat hidup manusia menjadi teratur. Mereka akan berusaha selalu berperilaku baik dan menjauhi perilaku dosa.
Mereka sadar dan yakin bahwa apa pun yang diperbuat di dunia, maka kelak akan terbalas dan harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah di akhirat kelak.

2. Akan Senantiasa Berbuat Baik serta Menghindari Perbuatan Dosa dan Sia-Sia

Sebagai buah dari keimanan dan ketakwaan itu, seseorang yang meyakini Hari Akhir akan berusaha menghindari perbuatan dosa dan selalu berbuat baik. Ini karena perbuatan dosa akan mengantarkan kepada kesengsaraan, sedangkan perbuatan baik akan mengantarkan kepada kebahagiaan.

3. Memotivasi untuk Semangat dalam Berkarya

Untuk menghadapi kehidupan akhirat, seseorang harus membawa bekal yang cukup. Karenanya, keyakinan terhadap akhirat akan memotivasi orang untuk semangat dalam berkarya sebagai bekal bagi kehidupan akhirat.
ADVERTISEMENT

4. Mendidik Manusia untuk Belajar dalam Rangka Mempersiapkan Masa Depan

Kehidupan akhirat adalah kehidupan masa depan yang harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Jika tidak, kehidupan masa depan akan menjadi suram.
Dengan demikian, kepercayaan kepada akhirat akan mendidik manusia agar senantiasa mempersiapkan yang terbaik bagi kehidupan masa depannya. Tidak hanya untuk kehidupan akhirat, tetapi juga kehidupan masa depan di dunia.

5. Memperjelas Tujuan Hidup Manusia

Adanya kehidupan setelah kematian membuat manusia memiliki tujuan hidup yang jelas. Maksudnya, semua hal yang dilakukan ketika hidup di dunia akan dibalas setelah manusia meninggal.
Keyakinan akan Hari Akhir mengingatkan manusia bahwa hidup di dunia ini bukanlah akhir dari segalanya. Ada kehidupan yang abadi dan kekal setelah kematian.
Hal ini membuat mereka menyadari tujuan hidup yang lebih besar, yaitu meraih kebahagiaan di akhirat dengan beribadah kepada Allah dan melakukan kebaikan di dunia.
ADVERTISEMENT

6. Mendorong untuk Bertanggung Jawab

Keyakinan akan Hari Akhir memotivasi umat Muslim untuk bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukan selama hidup.
Mereka menyadari bahwa setiap amal perbuatan akan dihisab di hadapan Allah. Hal ini mendorong mereka untuk melakukan perbuatan baik, menjauhi larangan-Nya, dan bertanggung jawab atas segala tindakan mereka.

7. Memberikan Ketenangan dan Keadilan

Mempercayai sepenuhnya Hari Akhir memberikan rasa ketenangan dan keadilan bagi umat Muslim. Mereka percaya bahwa di akhirat, segala kebaikan akan dihargai dan setiap kezaliman akan mendapatkan balasan yang adil.
Hal ini menguatkan keyakinan mereka bahwa Allah adalah Dzat yang Mahaadil dan tidak ada kebaikan yang terlewatkan atau kezaliman yang terlupakan.
(HAI & SFR)
ADVERTISEMENT