Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Pengertian Zaman Azali dalam Ajaran Islam
10 Februari 2022 17:09 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 11 Juli 2023 11:07 WIB
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Zaman azali adalah suatu zaman yang dibahas secara khusus dalam ajaran Islam . Dalam zaman ini, Allah SWT belum menciptakan manusia atau bahkan makhluk lainnya.
ADVERTISEMENT
Pengertian Zaman Azali yang Perlu Diketahui Umat Muslim
Dalam Islam, sebagian besar umat Muslim mengenal istilah zaman azali sebagai zaman di mana Allah belum menciptakan suatu hal apa pun, baik itu makhluk hidup seperti manusia dan hewan atau bahkan jagat raya beserta isinya tempat manusia hidup.
Apa itu zaman azali? Secara ringkas, zaman azali merupakan masa ketika alam semesta belum diciptakan. Pengertian zaman azali juga disebutkan dalam buku Hakikat Ibadah Menurut Ibnu ‘Arabi: Menyelami Makna dan Hikmah Rukun Islam oleh Karam Amin Abu Karam (2021: 93).
Dalam buku tersebut, Ibnu 'Arabi menegaskan bahwa kita harus sadar bahwa azali, yang dianggap untuk Allah, tidak memiliki perpanjangan, sebagaimana yang kita bayangkan bahwa ia adalah sebuah zaman. Azali menunjukkan pada peniadaan sesuatu yang mendahului Allah.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa zaman azali merupakan zaman saat Allah belum menciptakan makhluk hidup dan jagat raya.
Sementara menurut buku Akidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah Kelas VI oleh Fida’ Abdilah dan Yusak Burhanudin (2021: 30), zaman azali adalah suatu masa ketika alam semesta belum diciptakan. Di zaman ini Allah menetapkan segala ketentuan bagi manusia berupa qada.
Pengertian Qada
Penentuan qada yang diajarkan dalam Islam ini dibahas dalam Tafsir Al-Asas: Tafsir Lengkap dan Menyentuh Ayat-Ayat Seputar Islam, Iman, dan Ihsan oleh Darwis Abu Ubaidah (2012: 400) bahwa menurut pengertian akidah (keyakinan), qada adalah keputusan-keputusan Allah terhadap segala sesuatu.
Lebih lanjut, buku tersebut juga menjelaskan segala ketentuan yang ditetapkan Allah dalam qada tersebut juga mencakup dengan kebahagiaan dan kesengsaraan, ajal dan rezeki manusia di zaman azali, suatu zaman di mana Allah belum menciptakan sesuatu apa pun.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, penetapan qada bagi manusia juga dijelaskan dalam hadis shahih yang berbunyi:
Dari hadis yang diriwayatkan Imam Muslim tersebut, dapat disimpulkan bahwa Allah menetapkan qada jauh sebelum manusia diciptakan atau yang juga dikenal dengan zaman azali.
Menyikapi Ketetapan Allah SWT
Ketetapan Allah sangat berkaitan dengan qada dan qadar. Mengimani segala ketetapan Allah merupakan bagian dari rukun-rukun iman yang enam perkara.
Dikutip dari buku Paham Keagamaan Ahlussunnah wal Jama’ah oleh Abu Yasid (2022: 85), tidaklah sempurna iman seseorang, kecuali mempercayai sepenuh hati segala ketetapan baik dan buruk yang terjadi adalah atas kehendak dan pengetahuan Allah.
ADVERTISEMENT
Bahkan, Allah telah memastikan segala ketentuan yang akan terjadi sebelum menciptakan semua makhluk-Nya di alam dunia. Hal ini sesuai firman-Nya dalam surat Al Hadid ayat 22-23 yang berbunyi:
مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَا ۗاِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌۖلِّكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَآ اٰتٰىكُمْ ۗوَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۙ
Artinya: "Tidak ada bencana (apa pun) yang menimpa di bumi dan tidak (juga yang menimpa) dirimu, kecuali telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah.
(Yang demikian itu kami tetapkan) agar kamu tidak bersedih terhadap apa yang luput dari kamu dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri." (QS. Al-Hadid: 22-23)
ADVERTISEMENT
Dalam menyikapi ketetapan Allah, ada beberapa hal yang bisa dilakukan umat Muslim, di antaranya:
1. Menerima dengan Ikhlas
Menyadari bahwa takdir adalah rencana Allah yang sempurna, umat Muslim perlu menerima dengan ikhlas apa pun yang telah Allah tetapkan.
Contohnya ketika menghadapi cobaan atau musibah, umat Islam harus memperkuat iman dan menghadapinya dengan sabar. Allah menjamin bahwa segala sesuatu yang Dia tetapkan adalah yang terbaik bagi hamba-Nya.
2. Melakukan Ikhtiar dan Doa
Meskipun takdir ditentukan oleh Allah, seorang Muslim masih diberikan kebebasan dan tanggung jawab untuk berusaha. Karenanya, setiap Muslim harus melakukan ikhtiar dengan sungguh-sungguh.
Selain itu, berdoa kepada Allah sangatlah penting untuk mendapatkan pertolongan-Nya dalam menjalani kehidupan dan mengubah takdir muallaq (ketentuan Allah yang masih bisa berubah) jika Allah menghendakinya.
ADVERTISEMENT
3. Tidak Terlalu Bersedih atau Gembira
Setiap ketetapan Allah akan membawa perasaan sedih atau gembira bagi para hamba-Nya. Dalam menyikapi hal tersebut, umat Muslim harus bijaksana dengan cara tidak terlalu bersedih ataupun terlalu gembira dengan apa yang terjadi dalam hidupnya.
Seorang Muslim harus tetap menjaga sikap rendah hati dan tidak sombong karena semua yang dimiliki berasal dari anugerah Allah. Ketika mengalami kegagalan ataupun keberhasilan, setiap Muslim harus mampu tetap bersyukur kepada-Nya.
(DAP & SFR)