Konten dari Pengguna

Perang Ambarawa: Pembalasan Melawan Sekutu dengan Taktik Sumpit Urang

15 Desember 2020 14:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perang Ambarawa. Sumber: Kumparan.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perang Ambarawa. Sumber: Kumparan.com
ADVERTISEMENT
Perang Ambarawa disebut juga dengan pertempuran Ambarawa. Perang ini adalah peristiawa perlawanan rakyat Indonesia terhadap sekutu Inggris dan Belanda yang terjadi di Ambarawa, sebelah Selatan Semarang, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Pada hari ini (15/12), Perang Ambarawa genap terjadi ada 75 tahun silam. Perang dimulai pada 20 November 1945, berlangsung selama 25 hari, dan berakhir pada 15 Desember 1945.
Banyak hal yang melatarbelakangi perang ini terjadi salah satunya adalah mendaratnya pasukan Inggris di Kota Semarang pada 20 Oktober 1945. Tak mau wilayah Semarang jatuh ke tangan Sekutu, Jendral Sudirman bersama pasukan lainnya melalukan perlawan secara cerdik.
Kedatangan pihak sekutu awalnya hanya untuk mengurus tawanan perang tentara Belanda di penjara Magelang dan Ambarawa. Kedatangan tersebut disambut baik oleh pemerintah Indonesia.
Bahkan, sempat terjadi perjanjian yang berisikan bahwa pihak Indonesia akan menyediakan berbagai bahan makanan dan keperluan bagi kelancaran tugas pihak sekutu. Selama itu juga sekutu dilarang untuk mengganggu warga Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sekutu telah mengkhianati Indonesia, Sekutu boncengi oleh Netherlands Indies Civiele Administration (NICA) karena setelah pembebasan tawanan perang, para tawanan tersebut malah dipersenjatai sehingga menimbulkan kemarahan pihak Indonesia.

Perang Ambarawa Akhirnya Terjadi Saat Janji dikhinati

Tak mau tinggal diam dengan apa yang dilakukan oleh Sekutu, pada saat itu TKR Resimen Magelang pimpinan Letkol M Sarbini membalasnya dengan mengepung tentara Sekutu dari segala penjuru.
Suasana pada saat itu sangatlah ricuh, pada akhirnya Presiden Soekarno dan Brigjen Bethel turun untuk melakukan perundingan gencatan senjata pada 2 November 1945. Sekutu mengabaikan pernjanjian yang telah disepakati.
Bala tentara sekutu melakukan pemboman ke pedalaman Ambarawa untuk mengancam kedudukan TKR. Indonesia terus maju untuk melakukan pembalasan, demi mempertahankan wilayah.
ADVERTISEMENT
Semangat perlawanan rakyat di Ambarawa yang bersatu dengan TKR membuat sekutu kesulitan menaklukan wilayah tersebut, meskipun harus mengorbankan Letkol Isdiman yang gugur di medan perang. Namun, dalam perlawanan tersebut senjata yang digunakan oleh pasukan Sekutu lebih modern, sehingga pasukan tentara Indonesia berhasil sedikit dikalahkan.
Setelah gugurnya Letkol Isdiman kepemimpinan digantikan oleh Kolonel Sudirman. Pada 12 Desember 1945 jam 04.30 pagi serangan mulai dilakukan. Para pasukan melakukan taktik gelar supit urang atau pengepungan rangkap dari kedua sisi, sehingga musuh benar-benar terkurung.
Pada saat itu semua alat komunikasi diputus, kekuatan sekutu yang berada di Benteng Willem berhasil dikepung TKR 4 hari 4 malam. Taktik yang diterapkan membuat sekutu merasa terjepit dan muncul dari Ambarawa tepat pada 15 Desember 1945.
ADVERTISEMENT
Kegigihannya Sudirman dalam melawan Sekutu membuatnya diangkat sebagai Jenderal Panglima Besar TKR. Tak hanya itu perang Ambarawa ini juga memberikan kenangan sejarah yang tak terlupakan.
Kemenangan atas Sekutu ini diabadikan dengan didirikannya Monumen Palagan Ambarawa. Pada hari ini, 15 Desember juga diperingati Hari Infanteri Nasional Indonesia. (AA)