news-card-video
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Perbedaan Teori Belajar Behaviorisme dan Kognitivisme

29 Januari 2021 8:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Teori Belajar, sumber: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Teori Belajar, sumber: Pixabay
ADVERTISEMENT
Dalam dunia pendidikan dikenal adanya teori belajar behaviorisme dan kognitivisme. Masing-masing memiliki karakteristiknya tersendiri dan berbeda satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Lantas, apakah sebenarnya teori belajar behaviorisme dan kognitivisme itu? Simak ulasannya di sini ya!

Perbedaan Teori Belajar Behaviorisme dan Kognitivisme

Berikut ini adalah ulasan mengenai teori belajar behaviorisme dan kognitivisme:
Teori belajar behaviorisme berkembang sejak abad 19 dan masih banyak diimplementasikan dalam dunia pendidikan, bahkan hingga sekarang ini. B.F Skinner menyebutkan bahwa teori belajar behaviorisme adalah hubungan antara stimulus dengan respon yang ditunjukkan individu atau subyek terjadi melalui interaksi dengan lingkungan.
Ciri teori belajar behaviorisme yang paling bisa dilihat adalah adanya perubahan perilaku seseorang setelah mengalami kejadian di masa lalu.
Seseorang dinyatakan belajar jika merespon suatu kejadian, dan menjadikannya pembelajaran untuk tidak menggunakan respon yang sama di masa depan, untuk menghindari akibat yang pernah dialaminya.
ADVERTISEMENT
Contoh implementasi teori belajar behavioristik dalam dunia pendidikan, misalnya:
Meski demikian, kondisi ini juga berpengaruh baik pada siswa, karena siswa akan menjadi lebih terpacu karena juga akan mendapatkan reward.
Teori kognitivisme mengakui pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa meremehkan faktor eksternal atau lingkungan sehingga pengetahuan itu bersifat non-objektif, temporer, serta selalu berubah.
Teori ini mengenal konsep bahwa belajar adalah hasil interaksi yang terus-menerus antara individu dan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi. Jadi dengan adanya teori kognitivisme seorang siswa akan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas sehingga pengetahuan yang mereka dapatkan tetap setia dalam ingatan.
Pada teori kognitivisme, seorang peserta didik dilatih untuk berpikir secara cerdik untuk menyelesaikan masalahnya. Peserta didik harus dapat menggali pengetahuannya sendiri.
ADVERTISEMENT
Demikian adalah perbedaan teori belajar behaviorisme dan teori belajar kognitivisme, semoga berguna ya! (Adelliarosa)