Perjanjian Roem Royen: Menilik Sosok Mohammad Roem, Sang Penanda Tangan

Konten dari Pengguna
11 Januari 2021 8:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: seputarilmu.com
zoom-in-whitePerbesar
Foto: seputarilmu.com
ADVERTISEMENT
Salah satu pelaku sejarah yang sering terlewatkan untuk diulik sosoknya adalah sang penanda tangan Perjanjian Roem Royen, Mohammad Roem.
ADVERTISEMENT
Yuk, ikuti artikel ini untuk mengetahui perjalanan hidup Mohammad Roem secara singkat.

Riwayat Hidup Mohammad Roem, Si Penanda Tangan Perjanjian Roem Royen

Lahir tanggal 16 Mei 1908 di Temanggung, Mohammad Roem adalah putra dari Dulkarnaen Djojosasmito dan Siti Tarbijah. Saat Parakan dilanda berbagai wabah penyakit, Roem kecil diajak pindah oleh orang tuanya menuju Pekalongan.
Tahun 1915, Roem menempuh pendidikan di Volksschool, sekolah desa yang didirikan oleh pemerintah Belanda, dan kemudian melanjutkan ke Hollandse Inlandsche School, hingga tahun 1024.
Saat itulah, Roem menerima beasiswa untuk belajar di School tot Opleiding van Indische Artsen, atau STOVIA, yang 3 tahun kemudian pindah ke Algemene Middelbare School, dan akhirnya lulus di tahun 1930.
Roem bercita-cita untuk menjadi seorang dokter, tetapi impiannya kandas setelah tak diterima di sekolah dokter, dan akhirnya memilih bidang hukum sebagai jalan ninjanya. Ia menempuh pendidikan di Rechtshoogeschool te Batavia, tahun 1932, dan akhirnya berhak menyandang gelar Meester in de Rechten tahun 1939.
ADVERTISEMENT

Karier di Zaman Perjuangan

Mohammad Roem dikenal aktif di berbagai organisasi, mulai dari Obligasi Jong Islamieten hingga Sarekat Islam di circa 1924 – 1925.
Selama zaman perjuangan kemerdekaan Indonesia, Roem tercatat sebagai salah satu anggota delegasi Indonesia dalam berbagai perjanjian dengan Belanda, mulai dari perjanjian Linggarjati, Renville, hingga juga turut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag. Namun, yang paling menorehkan sejarah, ketika ia menjadi pemimpin delegasi Indonesia dalam Perjanjian Roem Royen, yang ditandatangani 7 Mei 1949 di Jakarta.
Selama awal Indonesia mulai berdaulat, Mohammad Roem mencatatkan diri dalam jajaran petinggi negara, antara lain sebagai wakil perdana menteri, menteri luar negeri, hingga menteri dalam negeri.
Mohammad Roem wafat tahun 1983, dengan meninggalkan Markisah Dahlia, istri yang telah dinikahinya sejak tahun 1932, dan dua anaknya, Roemoso dan Rumeisa.
ADVERTISEMENT
Demikianlah, jejak singkat sosok Mohammad Roem, penanda tangan perjanjian Roem Royen yang sangat berperan selama masa-masa perjuangan negara kita tercinta. Semoga memberi sedikit wawasan pada Anda. (CR)