Perjuangan Bung Tomo dalam Semangat Pertempuran Surabaya

Konten dari Pengguna
31 Agustus 2021 10:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perjuangan Bung Tomo. (Foto: https://flickr.com)
zoom-in-whitePerbesar
Perjuangan Bung Tomo. (Foto: https://flickr.com)
ADVERTISEMENT
Tidak banyak orang Indonesia yang mampu menggerakkan massa melalui pidato-pidatonya. Selain Sukarno yang terkenal dengan julukan 'Penyambung Lidah Rakyat', terdapat tokoh muda Surabaya yang dikenal sebagai 'Orator Ulung'. Ia mampu menyeru rakyat untuk terus berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan iringan pekik khasnya yang menggelegar, “Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!”. Dialah Sutomo atau yang biasa dikenal dengan Bung Tomo.
ADVERTISEMENT
Bung Tomo merupakan seorang pahlawan yang lahir di Surabaya, 3 Oktober 1920. Sejak usia muda, Bung Tomo telah mengikuti gerakan Kepaduan Bangsa Indonesia (KBI) dan gerakan ini mengasah jiwa patriotisme dan sikap mandirinya. Dalam usia 17 tahun, Bung Tomo kemudian berkiprah dalam bidang politik dan masuk Partai Indonesia Raya (Parindra) cabang Tembok Dukuh, Surabaya. Ia juga aktif dalam dunia tulis menulis dan bidang kewartawanan.

Perjuangan Bung Tomo dalam Semangat Pertempuran Surabaya

Perjuangan Bung Tomo. (Foto: https://flickr.com)
Sekalipun Indonesia telah menyatakan kemerdekaannya, namun Belanda masih tetap berusaha untuk memperpanjang masa penjajahannya. Beberapa orang Dikutip dari buku Kisah 124 Pahlawan & Pejuang Nusantara yang ditulis oleh Gamal Komandoko (2006: 65), Belanda dengan sengaja memancing kemarahan rakyat Surabaya dengan mengibarkan bendera Merah Putih Biru di puncak hotel Yamato pada tanggal 19 September 1945.
ADVERTISEMENT
Dengan keberanian tinggi, rakyat Surabaya mendatangi hotel Yamato dan menurunkan paksa bendera Belanda. Warna biru bendera disobek dan warna merah putih dikibarkan kembali. Perseteruan tersebut pun kian meruncing. Terlebih-lebih setelah Jenderal Mallaby, komandan Brigade 49 divisi 23 tewas dalam insiden di Gedung Internatio Jembatan Merah. Akhirnya, Mayor Mansergh mengeluarkan ultimatum untuk meminta semua pimpinan bangsa Indonesia menyerahkan senjata dan mengangkat tangan. Jika perintah tersebut tidak dilaksanakan, Surabaya akan digempur pasukan sekutu habis-habisan.
Bung Tomo dengan tegas menolak seruan sekutu. Perjuangan Bung Tomo dilakukan dengan menggelegar membakar dan memompa semangat juang rakyat Surabaya. Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! menjadi panggilan suci bagi segenap rakyat Surabaya untuk mempertahankan kemerdekaan negeri tercinta. Gelegar pekik Bung Tomo mendapat sambutan rakyat Surabaya hingga sejarah mencatat pertempuran Surabaya 10 November 1945 merupakan perang terdahsyat selama perjuangan kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sungguh besar perjuangan Bung Tomo dalam perjuangannya sebagai seorang pahlawan. Semoga informasi ini bermanfaat! (CHL)