Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perkembangan Islam di Nusantara Menurut Wilayahnya, Simak di Sini!
15 Desember 2020 18:00 WIB
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Wilayah Bali tetap mempertahankan mayoritas agama Hindu, sedangkan pulau-pulai di timur Indonesia tetap menganut animisme sampai abad ke 17 dan 18 sebelum akhirnya Kristen menjadi agama yang dominan di sana.
Perkembangan Islam di Nusantara Berdasarkan Wilayahnya
Berikut ini merupakan proses perkembangan Islam di Nusantara berdasarkan wilayah:
Malaka
Negara perdagangan Melayu Kesultanan Malaka yang sekarang menjadi bagian dari Malaysia, didirikan oleh Sultan Parameswara pada awal abad ke 10.
Negara perdagangan ini tak hanya menjadi pusat perdagangan paling penting di kepualaun Asia Tenggara, namun juga berperan sebagai pusat kedatangan Muslim asing, dan menjadi tonggak awal dalam penyebaran Islam di nusantara.
Bagian utara Sumatra
Bukti yang ada mendokumentasikan transisi budaya yang berasal dari dua batu nisan akhir abad ke-14 dari Minye Tujoh di Sumatra Utara.
ADVERTISEMENT
Kedua batu nisan tersebut masing-masing menggunakan tulisan Islam namun dengan jenis karakter India dan lainnya Arab. Batu nisan di Brunei, Trengganu (timur laut Malaysia) dan Jawa Timur adalah bukti penyebaran Islam di abad ke 14.
Batu Trengganu memiliki dominasi bahasa Sansekerta atas kata-kata Arab yang menunjukkan representasi pengenalan hukum Islam.
Di Kampong Pande, Banda Aceh terdapat batu nisan Sultan Firman Syah, cucu dari Sultan Johan Syah, yang memiliki sebuah prasasti. Prasasti tersebut menyatakan bahwa:
Banda Aceh adalah ibu kota Kesultanan Aceh Darussalam dan bahwa kota itu didirikan pada hari Jumat, 1 Ramadhan (22 April 1205) oleh Sultan Johan Syah setelah ia menaklukkan Kerajaan Hindu-Buddha Indra Purba yang beribu kota di Bandar Lamuri.
ADVERTISEMENT
Jawa Tengah dan Jawa Timur
Prasasti-prasasti dalam aksara Jawa Kuno, bukan bahasa Arab, ditemukan pada banyak serangkaian batu nisan bertanggal sampai 1369 M di Jawa Timur, menunjukkan bahwa mereka hampir pasti adalah Jawa pribumi, bukan Muslim asing.
Dekorasi rumit dan kedekatan dengan lokasi bekas ibu kota kerajaan Hindu-Buddha Majapahit, Louis-Charles Damais (peneliti dan sejarawan) menyimpulkan bahwa makam ini adalah makam orang-orang Jawa pribumi yang sangat terhormat, bahkan mungkin keluarga kerajaan.
Artinya, beberapa elit Kerajaan Majapahit di Jawa telah memeluk Islam pada saat Majapahit yang merupakan Kerajaan Hindu-Buddha yang berada di puncak kejayaannya.
Jawa Barat
Suma Oriental ("Dunia Timur") yang ditulis Tome Pires melaporkan juga bahwa Suku Sunda di Jawa Barat bukanlah Muslim di zamannya, dan memang memusuhi Islam,
ADVERTISEMENT
Sebuah penaklukan oleh Muslim di daerah ini terjadi pada abad ke-16 yang dicantumkan oleh Martin van Bruinessen dalam studinya tentang Kesultanan Banten.
Penelitian Van Bruinessen mengkontraskan bahwa proses Islamisasi dengan yang berlaku di tempat lain di Pulau Jawa: "Dalam kasus Banten, sumber-sumber pribumi mengasosiasikan "tarekat" tidak dengan perdagangan dan pedagang, tetapi dengan raja, kekuatan magis dan legitimasi politik."
Ia juga menyajikan bukti bahwa Sunan Gunung Jati diinisiasi ke dalam aliran "Kubra", "Shattari", dan "Naqsyabandiyah" dari sufisme.
Demikian adalah sejarah perkembangan Islam di nusantara berdasarkan wilayahnya, semoga bermanfaat. (adelliarosa)