Pithecanthropus Erectus dan Manusia Purba Lain yang Ada di Indonesia

Konten dari Pengguna
9 Desember 2020 11:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pithecanthropus Erectus yang berupa fosil. Foto: Mymisty.
zoom-in-whitePerbesar
Pithecanthropus Erectus yang berupa fosil. Foto: Mymisty.
ADVERTISEMENT
Pithecanthropus Erectus atau Homo Erectus merupakan salah satu manusia purba yang fosilnya ditemukan di Indonesia, tepatnya di Trinil, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Memiliki ciri-ciri tinggi badan sekitar 160 – 180 cm, mempunyai bentuk yang lebih menonjol di belakang kepala dengan volume otak kurang lebih 900 cc dan memiliki wajah seperti monyet, Pithecanthropus Erectus bukanlah satu-satunya fosil manusia purba yang ada di di Indonesia.

Pithecanthropus Erectus dan manusia purba lainnya yang ditemukan di Indonesia

Selain Pithecanthropus erectus, terdapat beberapa jenis manusia purba lain yang fosilnya juga ditemukan di Indonesia, antara lain:
Meganthropus Paleojavanicus
Berbeda dengan Pithecanthropus Erectus, Meganthropus Paleojavanicus memiliki rahang yang lebih besar, sehingga dinamai "Manusia Raksasa dari Jawa" dan hidup di zaman Paleistosen.
Fosil Meganthropus Paleojavanicus ini ditemukan di Sangiran pada 1936 dan 1941.
Pithecanthropus Mojokertensis
Fosil Pithecanthropus Mojokertensis ditemukan di Mojokerto, dengan memiliki badan tegap dengan tinggi 165 – 180 cm.
ADVERTISEMENT
Ciri-ciri Pithecanthropus Mojokertensis yang membedakannya dengan Pithecanthropus Erectus adalah tulang kening tebal, menonjol, dan melebar sampai ke pelipis.
Isi tengkorak Pithecanthropus Mojokertensis diperkirakan antara 750 – 1300 cc.
Pithecanthropus Soloensis
Fosil Pithecanthropus Soloensis ditemukan oleh von Koeningswald, Oppenorth, dan Ter Haar di Ngandong dan Sangiran, 40ntahu setelah fosil Pithecanthropus Erectus yang juga ditemukan di pinggiran Bengawan Solo.
Pithecanthropus Soloensis ditemukan tepatnya di tepi Bengawan Solo antara 1931 – 1933, berupa fosil tengkorak dan tulang kering.
Pithecanthropus Soloensis memiliki hidung lebar, tulang kening menonjol dan tebal, dan tinggi sekitar 165 hingga 180 cm.
Homo Wajakensis
Homo Wajakensis ditemukan oleh B.D. van Rietschoten pada 1889 di dekat Tulungagung, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Fosil Homo Wajakensis yang ditemukan berupa tengkorak, fragmen rahang bawah, dan beberapa ruas leher.
Homo Wajakensis berbeda dengan Pithecanthropus Erectus karena memiliki volume otak 1.630 cc dengan muka datar dan lebar serta tinggi badan sekitar 130 – 210 cm.
Homo Soloensis
Homo Soloensis ditemukan oleh Weidenreich dan Koenigswald pada 1931. Temuan Homo Soloensis berupa tengkorak dan dari volume otaknya, diperkirakan manusia jenis ini lebih maju dari Pithecanthropus Erectus maupun Pithecanthropus Soloensis.
Homo Soloensis memiliki volume otak 1.000 hingga 1.300 cc dengan tinggi badan sekitar 130 – 210 cm dengan tubuh tegap.
Homo Floresiensis
Homo Floresiensis ditemukan di Gua Liang Bua, Flores oleh Peter Brown dan Mike J. Morwood bersama-sama dengan tim dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional pada 2003.
ADVERTISEMENT
Homo Floresiensis diperkirakan hidup sekitar 30.000 – 18.000 tahun yang lalu dan telah mampu membuat peralatan dari batu dan memasak dengan api.
Karena ukurannya tubuhnya yang kecildari Pithecanthropus Erectus dan manusia purba yang lain yaitu sekitar 1 meter, Homo Floresiensis kerap disebut sebagai hobbit atau manusia kerdil.
Itulah penjelasan mengenai Pithecanthropus Erectus dan manusia purba lainnya yang ditemukan di Indonesia, semoga bermanfaat! (Adelliarosa)