Pithecanthropus Erectus yang Fosilnya Ditemukan oleh Orang Indonesia

Konten dari Pengguna
30 November 2020 15:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Manusia Purba Homo Erectus, Foto: Dok. NATIONAL GEOGRAPHIC/MARK THIESSEN
zoom-in-whitePerbesar
Manusia Purba Homo Erectus, Foto: Dok. NATIONAL GEOGRAPHIC/MARK THIESSEN
ADVERTISEMENT
Manusia purba adalah manusia yang hidup di bumi ribuan tahun yang lalu. Negara Indonesia menjadi salah satu negara yang ditempati untuk tinggal oleh manusia purba pada masa itu. Cara mengetahui keberadaan mereka pun tidak sembarangan.
ADVERTISEMENT
Keberadaan manusia purba di Indonesia dapat diketahui oleh sejumlah peninggalannya yang berupa fosil. Untuk diketahui, fosil merupakan sisa-sisa tulang belulang makhluk hidup di zaman purba yang telah membatu dan tertanam di bawah lapisan tanah.
Salah satu fosil manusia purba yang ditemukan pertama kali di Indonesia adalah Pithecanthropus Erectus atau juga dikenal dengan Homo Erectus.

Bukan Eugene Dubois, Ini Penemu Fosil Pithecanthropus Erectus di Indonesia

Melansir dari buku Sejarah Nasional Indonesia: Masa Prasejarah sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan (2011) karya M. Junaedi Al Anshori mengungkapkan bahwa manusia prasejarah yang ditemukan di Indonesia pertama kali adalah Homo Erectus. Penemuan tersebut pun berlokasi di Lembah Sungai Bengawan Solo, daerah Trinil, Ngawi, Jawa Timur pada 1890 oleh Eugene Dubois.
ADVERTISEMENT
Saat menemukan fosil tersebut, Dubois menamainya dengan Pithecanthropus Erectus yang berasal dari bahasa Yunani, Fithkos yang berarti kera dan Anthropus berarti manusia, sementara Erectus berarti tegak. Jadi, Pithecanthropus Erectus berarti manusia kera yang berjalan tegak.
Namun ternyata sebelum Dubois menuju ke Trinil, fosil Pithecanthropus Erectus telah ditemukan lebih dulu oleh Raden Saleh, seorang pelukis ulung yang memiliki beragam koleksi fosil yang didapat dari masyarakat sekitaran Ngawi. Kabar tersebut pun santer terdengar hingga telinga Dubois.
Alhasil, Dubois yang gagal melakukan penggalian di daerah Sumatera pun memutuskan untuk pergi ke Trinil untuk melakukan penggalian. Hal tersebut pun ia lakukan lantaran Raden Saleh Sjarif Boestaman itu tidak memiliki minat di bidang arkeolog.
ADVERTISEMENT
Nah, itulah penuturan dari pelestari Museum Trinil, Sudjono kepada sejumlah media. Sudjono menerangkan cukup detail bagaimana Dubois bisa sampai ke Trinil.
Jika masih penasaran, bisa kamu mengunjungi Museum Trinil yang beralamatkan di Wonokerto, Pilang, Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur secara langsung sebagai alternatif liburan sambil belajar lho!
(RDY)