Konten dari Pengguna

Profil Herman Willem Daendels, Seorang Politikus Asal Belanda

2 Juni 2021 18:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi profil Herman Willem Daendels. Sumber foto : www.pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi profil Herman Willem Daendels. Sumber foto : www.pexels.com
ADVERTISEMENT
Profil Herman Willem Daendels dikenal sebagai orang yang membawa gagasan konsep negara dan birokrasi modern di Indonesia tapi sayangnya banyak yang tidak tahu. Daendels lahir di Hattem, 21 Oktober 1762 adalah seorang politikus Belanda yang menjabat Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda yang ke-36. Daendels memerintah antara tahun 1808 – 1811, pada masa itu Belanda sedang dikuasai oleh Perancis.
ADVERTISEMENT

Profil Herman Willem Daendels Seorang Politikus Asal Belanda

Sejak jatuh ke tangan Perancis pada 1795, Belanda berubah nama menjadi republik Bataaf dan diperintah oleh Louis Napoleon. Perancis khawatir akan direbut oleh Inggris. Karena itulah Napoleon akhirnya menunjuk Herman Willem Daendels pada 1 Januari 1808 untuk menempati jabatan gubernur jendral di Indonesia.
Menurut buku Napak Tilas Jalan Daendels, Angga Indrawan, 2017, Daendels tiba pada tanggal 5 Januari 1808 dan langsung menggantikan Gubernur-Jenderal Albertus Wiese. Tugas utama Daendels adalah melindungi pulau Jawa dari serangan tentara Inggris. Menyadari bahwa kekuatan Perancis-Belanda yang ada di Jawa tidak sanggup menghadapi kekuatan armada Inggris, Daendels segera bertindak, tentara Belanda diisi dengan orang-orang pribumi, rumah sakit-rumah sakit dan tangsi-tangsi militer baru pun dibangun.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, di Surabaya Daendels membangun sebuah pabrik senjata, di Semarang ia membangun pabrik meriam dan di Batavia ia membangun sekolah militer. Kastil di Batavia dihancurkannya dan diganti dengan benteng di Meester Cornelis (kini Jatinegara). Di Surabaya dibangunnya Benteng Lodewijk.
Serta proyek utama Daendels yang amat kita kenal yaitu Jalan Raya Pos. Sebenarnya jalan ini dibangun pun karena tujuan militer, yaitu untuk memaksimalkan pergerakan para tentara.
Tidak seperti apa yang diketahui orang selama ini, pada masa pemerintahannya, Daendels memang memerintahkan pembangunan jalan di Jawa tetapi tidak dilakukan dari Anyer hingga Panarukan. Jalan antara Anyer dan Batavia sudah ada ketika Daendels tiba.
Suatu ketika saat berkunjung ke Semarang pada pertengahan Juli 1808, Daendels mengundang seluruh bupati di pantai utara Jawa. Daendels menyampaikan bahwa proyek pembangunan jalan harus diteruskan karena kepentingan mensejahterakan rakyat. Para bupati diperintahkan menyediakan tenaga kerja dengan konsekuensi para pekerja ini dibebaskan dari kewajiban kerja bagi para bupati tetapi mencurahkan tenaganya untuk membangun jalan.
ADVERTISEMENT
Kontroversi terjadi tentang pembangunan jalan ini. Terdapat perbedaan laporan tentang pembangunan jalan antara yang dibuat oleh Daendels dengan yang ditulis oleh para mantan pejabat Belanda yang sakit hati padanya. Pada tulisan mereka disebut bahwa proyek pembangunan jalan raya yang dilakukan dengan kerja rodi dan meminta banyak korban jiwa. Sayangnya, para sejarawan Indonesia yang mengandalkan informasi dari arsip Belanda berbuat kesalahan dengan menerima bulat-bulat pernyataan bahwa pembangunan jalan antara Anyer-Panarukan dilakukan dengan kerja rodi.
Cerita lain menyebutkan bahwa Herman Willem Daendels membuat birokrasi yang bebas korupsi. Tetapi ia sendiri dituduh korupsi hingga akhirnya dipanggil pulang oleh Perancis dan kekuasaan harus diserahkan kepada Jan Willem Janssens.
Pada tahun 1815, Daendels menjabat sebagai Gubernur-Jenderal di Ghana. Ia meninggal dunia di sana akibat malaria pada tanggal 8 Mei 1818.
ADVERTISEMENT
Demikian ulasan singkat tentang profil Herman Willen Daendels, semoga bisa menambah pengetahuan Anda. (DNR)