news-card-video
5 Ramadhan 1446 HRabu, 05 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Profil RA Kartini: Pahlawan Emansipasi Wanita Indonesia

9 April 2021 10:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Wanita Indonesia. (Foto: https://pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wanita Indonesia. (Foto: https://pixabay.com)
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Antologi Laporan Hasil Teks Biografi yang ditulis oleh SMKN 30 Jakarta X Busana Butik (2017: 116), Raden Ajeng Kartini atau dikenal sebagai R. A. Kartini merupakan tokoh wanita yang sangat terkenal di Indonesia. Beliau dikenal sebagai salah satu bunga bangsa yang dikenal gigih dalam memperjuangkan emansipasi wanita semasa hidupnya.
ADVERTISEMENT

Profil RA Kartini

R. A. Kartini lahir pada tanggal 21 April tahun 1879 di Kota Jepara, yang kemudian hari kelahirannya diperingati sebagai Hari Kartini untuk menghormati jasa-jasanya pada bangsa Indonesia. Kartini lahir di tengah-tengah keluarga bangsawan dan ia memperoleh gelar R. A. (Raden Ajeng) di depan namanya. Kartini merupakan anak ke-5 dari 11 bersaudara dari pasangan Raden Mas Adipati Sosroningrat dan M. A. Ngasirah.
Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903 dengan Bupati Rembang bernama Raden Adipati Djoyodiningrat dan dikaruniai anak satu orang putra yaitu Soesalit Djojoadhiningrat. Setelah menikah, gelar kebangsawanan yang dipergunakan pada Kartini adalah R. A. (Raden Ayu) menurut tradisi Jawa.
Setelah menikah, R. A. Kartini ikut dengan suaminya ke Rembang. Walaupun begitu, cita-cita Kartini untuk memajukan wanita Indonesia tidak padam. Dengan kegigihan dan dukungan suaminya, Kartini mendirikan Sekolah Wanita di berbagai daerah, seperti Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, dan sebagainya. Sekolah wanita itu dikenal dengan nama Sekolah Kartini.
ADVERTISEMENT
Kartini terus menyuarakan perubahan dan membawa perjuangan perempuan pada fase yang baru, tidak sekadar menuntut pengakuan tapi juga mengklaim keberadaannya dalam kehidupan bangsa. Dengan substansi pemberontakannya bisa ditemukan dalam kumpulan suratnya yang sudah diterbitkan, yaitu “Habis Gelap Terbit Terang”. Kartini kemudian meninggal dunia empat hari setelah melahirkan anaknya, yaitu Soesalit karena preeklampsia. Namun sampai saat ini, Kartini tetap dikenang sebagai pahlawan Indonesia yang memperjuangkan emansipasi wanita.
Sekian ulasan singkat profil RA Kartini sebagai pahlawan emansipasi wanita Indonesia yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat! (CL)