news-card-video
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Puisi Tentang Corona dan Pengertian Puisi

15 Februari 2021 20:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menuangkan Perasaan dengan Menulis. Foto: dok Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Menuangkan Perasaan dengan Menulis. Foto: dok Unsplash
ADVERTISEMENT
Menulis puisi tentang corona bisa menjadi salah satu media untuk mengekspresikan perasaan yang dialami di masa pandemi ini.
ADVERTISEMENT
Ya, pandemi corona yang sudah melanda dunia sejak awal tahun 2020 lalu ini membuat kebanyakan orang merasakan berbagai pengalaman yang baru. Tentunya dengan adanya corona ini memaksa kita harus beradaptasi dengan banyak kebiasaan baru untuk mencegah persebaran virus.

Puisi Tentang Corona dan Penjelasan Mengenai Definisi Puisi

Menurut penjelasan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang memiliki gaya bahasa yang terikat oleh irama, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi ditulis dengan menggunakan pemilihan bahasa yang cermat dan pilihan kata atau diksi yang tepat.
Penulisan puisi harus dilakukan dengan sangat hati-hati dengan memerhatikan aspek tersebut. Hal ini dilakukan agar pembaca dapat tersentuh bahkan merasakan pengalaman yang tertuang di dalam puisi yang dituliskan. Salah satu puisi yang dapat dibuat sebagai ekspresi perasaan saat pandemi corona adalah puisi tentang corona.
ADVERTISEMENT
Untuk dapat mengetahui salah satu contoh puisi tentang corona, Anda dapat melihat salah satu puisi dalam Antologi Puisi Dwibahasa: Mengadu Rindu / Complaining Miss (2020:87-88) karya Tiarani Khairunisak berikut ini:
Co-rona bukan Co-baan
Tiarani Khairunnisak
Cobalah kau pahami…
Dari yang pergi akan ada yang datang
Dari yang menangis akan ada yang tertawa
Dari yang berpisah akan ada yang bertemu
Dari yang sengsara akan ada yang bahagia
Dari yang mati akan ada yang terlahir
Jangan bergurau…
Meski terpukah bumi tetap merekah
Birama langit menari dan bumi berseri
Jika yang tertanam lara maka deru yang akan didera
Jika yang tertanam syukur maka tak akan ada takabur
Dalam puisi tersebut, tentu pembaca memiliki berbagai macam interpretasi yang berbeda-beda dan sesuai dengan perasaan dan pengalaman pribadi terhadap puisi tersebut. Penggunaan rima dan diksi yang senada juga dapat membuat puisi tersebut memiliki makna dan juga keindahan yang menyentuh pembaca. Puisi tentang corona tersebut juga merupakan salah satu cara penulis untuk menyampaikan perasaan kepada pembaca mengenai corona yang dialami penulis. (DA)
ADVERTISEMENT