Punden Berundak: Bentuk, Fungsi dan Penjelasannya Lengkap

Konten dari Pengguna
15 Juni 2021 9:01 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Illustrasi Punden Berundak. Sumber: www.unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Illustrasi Punden Berundak. Sumber: www.unsplash.com
ADVERTISEMENT
Orang Indonesia tentu tak asing dengan struktur bangunan punden berundak. Struktur bangunan khas Indonesia ini acap kali ditemukan pada situs-situs prasejarah dan tempat keagamaan seperti Candi Borobodur. Tentunya banyak yang penasaran dengan bentuk, fungsi, sejarah, dan penjelasan lengkap dari Punden Berundak.
ADVERTISEMENT

Bentuk Punden Berundak

Dalam Buku Sejarah 2: Yudhistira Ghalia Indonesia, 2008 karya Drs. Sardiman A.M, M.Pd, dijelaskan bahwa bentuk-bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya merupakan bentuk akulturasi antara unsur budaya Hindu-Buddha dengan unsur budaya asli Indonesia, salah satunya punden berundak yang merupakan unsur asli Indonesia.
Struktur punden berundak ini berbentuk seperti tingkatan-tingkatan bangunan yang dihubungkan oleh tanjakan kecil dan biasanya terbuat dari bebatuan. Biasanya punden berundak terbuat dari bebatuan yang disusun seperti tingkatan-tingkatan yang mengelilingi sebuah bangunan.
Struktur Punden Berundak dapat dilihat di Candi Borobodur, Monas dan bahkan Masjid Demak dengan atap tumpangnya. Hal ini karena Punden Berundak merupakan budaya prasejarah dari masa megalitik yang kemudian berakulturasi dengan budaya-budaya lain yang masuk ke Indonesia.
ADVERTISEMENT

Filosofi dan Fungsi Punden Berundak

Menurut Sagimun dalam Peninggalan Sejarah Tertua Kita: CV Haji Masagung: 1987, punden dalam bahasa jawa artinya orang yang dimuliakan sehingga punden berundak adalah bangunan suci yang bentuknya bertingkat-tingkat atau berundak-undak.
Punden berundak biasanya memiliki jumlah ganjil, umumnya terdiri atas 3 tingkatan. Tingkatan ini dianggap memilik arti filosofis yaitu:
Pada mulanya punden berundak digunakan sebagai tempat pemujaan leluhur. Hal ini karena dipercaya bahwa leluhur tinggal di tempat yang tinggi seperti gunung, maka dari itu dibuatlah punden berundak yang merepresentasikan hal tersebut. Namun seiring berjalannya waktu, fungsi punden berundak tidak untuk pemujaan melainkan untuk mencirikan bangunan-bangunan penting.
ADVERTISEMENT
Keberadaan punden berundak saat ini menunjukkan bahwa sejarah arsitektur nenek moyang Indonesia hingga saat ini masih lestari. Saat ini punden berundak telah menjadi ciri khas arsitektur nusantara. Oleh karena itu pelestarian bangunan cagar budaya dengan punden berundak terus dilakukan agar kelak kebudayaan ini tak hilang ditelan masa. (AGI)