Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Rangkuman Sejarah G30S PKI yang Amat Kelam dan Kronologinya
30 September 2021 8:23 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sejarah G30S PKI merupakan sejarah pemberontakan yang paling kelam pescara kemerdekaan bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia yang bertujuan untuk mengkudeta pemerintahan yang sah itu memakan banyak korban, termasuk para perwira tinggi TNI.
Sejarah G30S PKI
Dikutip dari buku KEGAGALAN KUDETA G 30 S PKI: Berdamai dengan Sejarah, M. Fuad Nasar, (2017:34), pemberontakan G30S PKI dimulai pada Kamis 30 September 1965 malam, di mana para pimpinan PKI merencanakan kudeta dan merebut kekuasaan dari pemerintahan yang sah dengan Ir. Soekarno sebagai presidennya.
Ironisnya, tokoh yang memimpin gerakan itu adalah Letkol Untung Sutopo Komandan Batalion I Resimen Cakrabirawa, yang faktanya merupakan pasukan pengawal pribadi Presiden Ir. Soekarno.
Pada 1 Oktober 1965 dini hari, tentara G30S PKI yang menamai diri sebagai Dewan Jenderal mulai menculik dan membunuh 7 Jenderal TNI AD. Ahmad Yani, M.T. Haryanto, dan D.I. Panjaitan dibunuh di rumah mereka masing-masing. Sedangkan Soeprapto, S. Parman, dan Sutoyo ditangkap hidup-hidup untuk disiksa dan dihabisi di sebuah sumur sedalam 12 meter dengan lebar 75 cm, di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Jenderal Abdul Haris Nasution, yang sesungguhnya merupakan target utama, berhasil lolos dari penculikan tersebut.
Namun, pengawal pribadinya yang bernama Pierre Tendean tewas saat mengaku sebagai Jenderal Abdul Haris Nasution. Begitu pula putrinya yang bernama Ade Irma S. Nasution, yang menghembuskan napaa terakhirnya pada 6 Oktober 1965 usai tertembak saat berusaha menjadi tameng untuk ayahnya.
Pada 3 Oktober 1965, ketujuh mayat tersebut ditemukan dan dibawa ke RS Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto untuk divisum dan diautopsi. Hasil visum menunjukkan keretakan di tulang kepala dan tangan, serta kaki patah. Hal itu diakibatkan sepatu lars PKI yang digunakan untuk menendang para jenderal dengan keras.
Usai visum dan autopsi, jenazah para jenderal dibawa ke Markas Besar AD untuk disemayamkan dengan upacara kenegaraan, tepat pada 5 Oktober 1965, yang merupakan Hari Ulang Tahun Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
ADVERTISEMENT
Berkat kesatuan bangsa Indonesia (tidak ada rakyat yang mendukung G30S PKI), G30S PKI pun berhasil ditumpas oleh Operasi Penumpasan G30S PKI yang dipimpin oleh Panglima Kostrad dengan bantuan pasukan lain, seperti Divisi Siliwangi, Kavaleri, dan RPKAD di bawah pimpinan Kolonel Sarwo Edhi Wibowo.
Demikianlah sejarah G30S PKI yang sangat kelam. Semoga peristiwa kelam seperti ini tidak pernah terjadi lagi di Indonesia. (BRP)